Kelembutan hati dapat membuat kesadaran terjaga akan sebuah kesalahan, sedangkan kelepasan hati selalu membuat kesalahan ada tanpa menyadarinya Terinspirasi diskusi kecil dengan rekan Kompasianer , Muhammad Iqbal atau abah Iqbal yang sedang berada jauh di pulau Timor sana, sedikit saya mencoba berbagi sebagai bahan renungan pada kesempatan ini. Walau sedikit , tapi sungguh berarti bagi saya pribadi. Sebagai manusia yang belum sempurna yang sedang belajar dan melatih diri tentang kehidupan menuju menjadi manusia yang lebih baik , tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Ini tak dapat dipungkiri. Oleh sebab itu , mungkin kita tidak bisa selalu dalam keadaan sadar atau eling setiap saat menghadapi kehidupan yang begitu banyak cobaan dan godaan. Masih banyak celah bagi kita untuk melakukan kesalahan-kesalahan. Namun hal ini janganlah sampai membuat kita berkecil hati untuk belajar dan juga jangan menjadikannya sebagai senjata pembenaran atas setiap kesalahan yang kita lakukan. Mungkin kita saat ini belum mencapai kepada taraf selalu dalam kesadaran diperjalanan hidup ini . Tetapi kita masih bisa belajar untuk melembutkan hati, yang akan selalu membuat kita tersadarkan seketika. Bukannya menyimpan kekerasan hati, yang membuat kita keras kepala tanpa mau mengakui kesalahan. Dengan adanya kelembutan hati yang kita miliki, berarti masih punya harapan untuk memperbaiki diri. Karena dengan demikian, masih gampang untuk menerima pengajaran dan diingatkan oleh orang lain atau olehNya secara langsung. Bahkan sebuah pengajaran yang tak terduga bisa kita dapatkan ketika kelembutan hati itu selalu ada. Dalam hidup ini seringkali kita menemukan orang-orang yang begitu keras hati , sulit diberikan nasehat dan pengajaran. Begitu tidak ada kerendahan hati untuk bisa menerima kritikan yang baik. Tak jarang melakukan perlawanan karena merasa benar sendiri. Ketika diingatkan kesalahannya justru menertawakan. Saat diingatkan malahan timbul kemarahan . Diberikan masukan demi kebaikannya, yang ada disepelekan. Lihatlah, berapa banyak kesalahan demi kesalahan yang terjadi akibat kekerasan hati? Kekacauan dan perang tak jarang karena kekerasan hati, tak mau mengalah dan merasa benar sendiri. Inilah yang dikatakan berbagai kebodohan batin manusia, walau bisa saja ia memiliki kepintaran. Tetapi sebenarnya alangkah ruginya bila demikian. Dengan adanya kelembutan hati, maka hati kita akan selalu terbuka untuk menerima pengajaran dan ini merupakan sebuah keberuntungan. Bila kelembutan hati itu selalu ada, saat melakukan kesalahan, maka ketika datang kebenaran untuk mengajarkan, hati ini akan menjadi sadar dan segera menginsyafi kesalahan yang terjadi. Alangkah indahnya bila kelembutan hati selalu ada. Hidup akan terasa berbunga-bunga menikmati setiap rangkaian momen yang ada. Semoga dengan semakin lembutnya hati kita, kesadaran akan menjadi teman kepada kesejatian diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H