Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gara-Gara Percaya Dewi Kwan Im Jadi Mati!

27 Januari 2010   17:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:13 17071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percayalah dengan kebijaksanaan, bukan dengan hati yang buta, karena itulah jalan keselamatan [caption id="attachment_62710" align="alignleft" width="174" caption="persatuan.web.id/"][/caption] Tersebutlah ada seorang nenek tua yang sangat memuja Dewi Kwan Im atau Avalokiteswara,_ yang disebut dewi welas asih yang selalu menolong kesusahan umat manusia dibelahan dunia manapun_ selama hidupnya. Siang malam selalu membaca parita pemujaan kepada Dewi Kwan Im dan juga mewujudkan sifat pengasih itu dalam hidupnya sehari-hari. Sehingga sang nenekpun dikenal dengan nenek yang welas asih. Suatu ketika terjadilah banjir di desa yang dihuni sang nenek. Banjir yang sangat besar, sehingga merendam seluruh desa. Ketika awal banjir ada regu penolong yang hendak menolong sang nenek , namun sang nenek dengan tegas menolak karena katanya akan ada yang segera menolongnya. Ketika banjir sudah merendam setengah badannya, sang nenek tetap bersikeras dan menolak pertolongan dari tim penolong yang menggunakan perahu karet. Begitu pula ketika air sudah mencapai lehernya, sebuah regu penolong yang menggunakan helikopter yang datang hendak menyelamatkannya tetap ditolak juga. Karena ia begitu percaya bahwa Dewi Kwan Im akan segera datang menolongnya. Tapi pada akhirnya sang nenek mati oleh banjir yang menghanyutkannya. Pada saat itu Dewi Kwan Im yang dipujanya tak muncul juga menolongnya. Ketika sampai di alam hawa dan roh sang nenek bertemu dengan Dewi Kwan Im, ia begitu marah dan menyalahkan Dewi Kwan Im yang tidak juga datang menolongnya sampai ia menemui ajalnya, padahal selama hidupnya sangat memuja Sang Dewi. Kemudian dengan penuh welas asih Dewi Kwan Im menjelaskan, bahwa sebenarnya Ia sudah berusaha sekuat tenaga menolong dengan mengirimkan orang-orang untuk datang menolongnya. Namun sang nenek sendiri yang menolak pertolongan yang telah Ia berikan. Bila demikian Dewi Kwan Im pun tidak bisa berbuat apa-apa, selain hanya bisa menyesal karena tidak bisa menyelematkan sang nenek dari kematian akibat banjir secara langsung. Mendengar penjelasan Dewi Kwan Im, barulah sang nenek menyesali apa yang telah ia lakukan. Mengapa ia begitu bodoh dan tidak menyadari akan pertolongan dari Dewi Kwan Im . Mengapa ia tidak menggunakan kebijaksanaannya ketika itu. Begitulah dalam kehidupan kita, seperti sang nenek yang tidak mau ditolong oleh orang yang ingin menolongnya, karena menganggap itu bukan sebagai sebuah pertolongan dari yang Maha Kuasa. Bukankah ini yang disebut kepercayaan yang buta atau yang disebut sebagai kebodohan batin? Begitu juga Tuhan, ketika kita percaya padaNya, ia bisa mengutus siapa saja dan bagaimanapun caranya untuk datang menolong dan membantu kesusahan yang kita alami. Ketika dihati kita tidak ada diskriminasi, maka pertolongan itu bisa saja datang mungkin dari musuh atau bahkan dari orang yang paling kita benci sekalipun. Atau juga datang melalui orang yang tidak pernah kita anggap selama ini. Selama pertolongan itu datang dengan cara yang benar dan tidak menyalahi aturan yang berlaku, mengapa kita perlu menolaknya? Untuk itu kita bisa menggunakan kebijaksanaan yang kita miliki sangatlah penting, bukannya dengan menggunakan kepicikan pikiran. Kita seringkali tidak peka dan menyadari akan pertolongan dari Tuhan yang kita sembah, namun justru hanya bisa menyalahkan ketika mendapatkan kerugian dan bencana. Padahal tak bosan-bosannya Tuhan ingin membantu dan menolong, namun kita abaikan begitu saja. Dalam sejarahnya saya belum pernah mendengar atau membaca, ketika ada manusia yang membutuhkan uang lalu berdoa , dan Tuhan langsung menjatuhkan uang itu buat kita. Atau ketika sakit, lalu meminta pertolongan Tuhan, dan Tuhan akan langsung mengirimkan obat dari langit untuk kita. Jadi jangan kita menganggap Tuhan itu sungguh ajaib dalam pengertian demikian. Tapi Tuhan memang ajaib, karena Ia bisa mengutus siapa saja yang sungguh-sungguh membutuhkan bantuannya. Semoga hatiku selalu terbuka atas setiap pertolongan yang ingin Tuhan berikan dalam setiap waktu yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun