Ada hal yang penting dan mendesak, lalu mengapa kita lebih tertarik untuk membuang energi dan materi untuk sesuatu yang tidak lebih penting dan mendesak?! [caption id="attachment_45605" align="aligncenter" width="400" caption="hancur dan terendam, aku harus tinggal dimana???//www.primaironline.com"][/caption] Luar biasa! Apa ini memang disengaja? Semoga memang kebetulan dan fenomena kehidupan saja. Banyak masalah dan hal yang terjadi akhir-akhir ini di Negeri kita adalah masalah politik yang lebih banyak menguras energi dan materi . Perhatian kita hanya tertuju kepada masalah politik dan figur-figur tertentu . Kemudian masalah kepentingan dan kesejahteraan rakyat yang seharusnya mendapat perhatian utama menjadi _seakan-akan _terlupakan? Penegakkan hukum setelah kasus cicak vs buaya , dan dibebaskannya Bibit dan Chandra tetap tidak ada yang signifikan. Kedepannya juga belum ada kelihatan kecerahannya kalau melihat gejala yang ada sekarang. Walau kita baru saja mendapat angin segar dengan dibebaskannya Prita atas kasusnya. Tapi ada yang melihat ini tak lain karena ada sikap mengalah dari pihak Rs Omni Internasional yang tidak ingin memperpanjang masalah, sebab akan semakin membuat usahanya terganggu dan masyarakat makin antipati pada Rs Omni. Begitu juga dengan kasus Century, semangatnya saja yang luar biasa dan bernafsu pada awal-awalnya, setelah itu angin-anginan dan kemungkinan akan masuk angin. Akhirnya tetap akan menjadi misteri setelah sekian banyak menghamburkan materi dan energi. Yang terbaru dan menghebohkan adalah kasus buku Membongkar Gurita Cikeas tulisan George Junus Aditjondro . Apakah karena hal ini menyangkut pemimpin kita lalu segala tenaga kita hanya tertuju padanya? Sebenarnya kalau tidak ada reaksi yang berlebihan dari pemimpin-pemimpin kita, masalahnya tidak harus menjadi luar bisa. Kalau merasa difitnah, tinggal ajukan atau tuntut saja melalui pengadilan dan tunggu hasilnya. "Gitu aja repot", kata Gus Dur ! Karena Seumpama memang semua itu cuma fitnah, nanti juga akan terbukti. Kalau memang benar, mengapa harus marah? Kalau mau marah, marahlah pada kasus Lapindo yang belum beres-beres setelah berlangsung bertahun-tahun. [caption id="attachment_45606" align="aligncenter" width="300" caption="harapan dan impianku telah terkubur disini! Siapa yang masih Peduli pada kami???//bungakehidupan.wordpress.com/."][/caption] Padahal kalau kita mau membuka mata masih banyak kasus yang lebih penting dan langsung berhubungan dengan kesejahteraan rakyat namun diabaikan, atau tidak mendapat perhatian lebih dan serius. Kasus padamnya PLN yang setiap hari harus merugikan rakyat miliaran. Kalau dikumpulkan pasti sudah melebihi dana talangan Century yang cuma 6, 7 triliun. Lalu kasus Lapindo, yang sudah jelas-jelas merugikan rakyat dan banyak korban yang hidupnya harus terlunta-lunta seakan-akan sudah dilupakan. Yang seharusnya bertanggung jawab masih bisa tidur nyenyak, namun yang menjadi korban masih harus kedinginan tertidur di lapak pasar. Pemilik Lapindo masih bisa terdaftar jadi orang terkaya dengan bangganya, rakyat yang jadi korban semakin sengsara karena setiap hari masih harus menunggu nasibnya. Belum lagi dampak kerusakan yang ditimbulkan pada lingkungannya. Sedangkan penanganannya masih setengah hati. Pemerintah dan kita semua seharusnya menjadikan kasus Lapindo sebagai bencana nasional dengan penanganan yang lebih sungguh-sungguh. Kalau tidak, kemungkinan ramalan Joyoboyo akan menjadi kenyataan. Bahwa suatu ketika pulau Jawa akan terbelah jadi dua. Bukankah keadaan banjir lumpur yang terus mengalir dari perut bumi di Sidoarjo memberikan tanda-tanda. Mengapa juga belum ada yang tergerak untuk membuat gerakkan untuk penanganan kasus Lapindo di Facebook misalnya (atau memang sudah ada?). Ayo, siapa yang mau sponsori? Kasus Lapindo sesungguhnya lebih penting dan mendesak daripada kasus gurita atau Century! Coba juga renungkan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H