Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengerti

13 November 2014   23:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bila engkau masih memerlukan pujian untuk membuatmu bergembira dan tersanjung, maka akan sering datang kekecewaan dalam hidupmu, sehingga bisa melakukan hal-hal yang tidak terpuji.


Bila engkau masih begitu mudah terpengaruh oleh celaan dan penghinaan, maka hidupmu akan sering merasa tercela dan terhina.


Orang yang mengerti hakekat kehidupan tidak akan terpengaruh oleh celaan dan pujian, karena hanya dianggap sebagai  tipuan belaka. [SANG GURU]

#

Pujian Sebagai Sumber Kekecewaan

Bisa memberikan pujian yang tulis adalah kebaikan. Tetapi selalu berharap pujian atas apa yang kita lakukan akan menjadi sumber kekecewaan.

Apabila dengan pujian bisa membuat kita bergembira dan mendatangkan kebahagiaan, maka ada waktunya kita akan terlena dan menjadikan pujian bagaikan minuman berenergi atau doping. Pada akhirnya membuat kita ketagihan.

Bukankah bila demikian akan datang kekecewaan demi kekecewaan ketika pujian tak lagi datang? Bukankah pada akhir bisa membuat kita tergoda untuk melakukan sesuatu hal dengan harapan untuk dipuji?

Seperti seorang anak demi untuk menjadi pusat perhatian orangtuanya akan berbuat hal yang tidak pantas. Bukankah dalam kehidupan sudah banyak contohnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun