Mohon tunggu...
Kate Van Brekeley
Kate Van Brekeley Mohon Tunggu... -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Jarak Jauh, Indah Juga Terasa

4 Desember 2010   09:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terlalu tak berarti bagimu. Aku hanyalah lelaki yang terlalu biasa, dalam tatapan yang menghina. Maafkan bila aku tak seperti yang engkau harapkan. Tidak seperti arjuna atau dewa Amor atau pangeran dalam kisah-kisah cinta. Lelaki biasa itu mengurai kata, dihadapan wanita yang pertama kali dijumpainya.

Senyum menghiasi wajah ayunya. Menahan nafas memandang pasti lelaki dihadapannya. Berujarlah ia: Apakah kisah antara kau dan aku, kuanggap mainan. Cinta dan rindu yang selama ini kualunkan adalah kesetiaan. Kita tak pernah saling bertatapan, tetapi sudah terikat rasa. Semua itu bukan dustai. Cintaku adalah apa adanya. Bagiku itu adalah keindahan.
Sesungguhnya lelaki itu tidaklah lemah. Tetapi ada haru mendengar kata wanita yang selalu ada di hatinya itu.

Engkau memang cantik sedemikian rupa. Tak terhadang oleh wujud dalam mencinta. Memang tak salah hatiku memilih. Tekadku pasti kini. Tak akan kusia-siakan cintamu yang putih.
Lelaki itu dalam tekad memberikan kepastian cinta.

Jarak tak akan ada, bila hati kita ada sepasang yang memiliki rasa dan getar yang sama. Pertemuan ini adalah jodoh yang telah matang. Kita bagaikan sepasang kekasih sejak dahulu kala. Demikian lembut suara sang wanita bagaikan alunan nada.

Tak berselang lama, dua sejoli itu yang telah lama menjalan asmara di dunia maya duduk damai di pelaminan. Laksana mimpi saja kisah cinta ini. Namun semua adalah ikatan jodoh kehidupan.
Masih banyak kisah-kisah cinta yang lebih aneh dan tak masuk logika. Berbahagialah atas keindahan cinta milik siapa saja, tak perlu cemburu, sebab engkaupun memiliki kisah keindahan tersendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun