Indonesia memang negeri yang tiada habisnya untuk diulas akan keindahan alamnya dan keramahan penduduknya. Sebelum berwisata keluar negeri, tidak ada salahnya kita menikmati cantiknya negeri ini dari propinsi sumatra barat yang menjanjikan akan pesona alam dan budayanya yang tiada duanya dan bakalan membuat kita berdecak kagum.
Kali ini kompasiana berkunjung kenegeri yang terkenal akan kulinernya dan bahkan dinobatkan menjadi salahsatu kuliner terbaik dan terlezat didunia dari versi cnn.comyaitu rendang, makanan khas sumatera barat. Setibanya dibandara Internasional Minangkabau kita akan disambut oleh rangkaian pegunungan bukit barisan yang memanjang ribuan kilometer membelah pulau svarnadwipa -- sumatera. Rangkaian bukit yang masih terjaga dan terawat dengan baik ini memberikan kesejukan tersendiri untuk para pelancong yang baru saja tiba dikota padang.
Dari kota padang menuju bukittinggi bisa ditempuh dalam waktu 2 -- 3 jam tergantung dari arus lalulintas yang biasanya cukup ramai diwaktu akhir minggu. Sepanjang perjalanan, mata kita akan dihibur dengan pemandangan elok hutan alam yang sangat lebat dan awan serta kabut menyelimuti puncak bukitnya. Begitu memasuki kawasan padangpanjang, jalanan berkelok disisi hutan yang dialiri sungai menjadi hiburan tersendiri.
Puncak lawang sendiri berada kabupaten agam dikota bukittinggi. Begitu memasuki jalan menuju danau maninjau, wisatawan akan melihat keelokan alam sumatera barat yang begitu cantik. Kera-kera liar berada disisi jalan dan seakan mereka hendak menyambut kita. Perjalanan semakin mendaki hingga mencapai ketinggian sekitar 1000 meter dpl.
Kawasan ini juga terkenal sebagai penghasil sayuran segar yang hasilnya dijual keberbagai daerah disekililing propinsi sumatera barat seperti kota pekanbaru diriau dan bahkan ada yang diekspor kenegri jiran, singapura. Tanahnya yang subur dan hawanya yang sejuk menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitarnya.
Begitu kami turun dari bus, mata kami disuguhkan panorama negri diatas awan. Dari ketinggian sekitar 1200 m dpl, sepanjang mata hanya ada kabut tebal dan kami tentu saja tidak lupa untuk melakukan swafoto. Sekitar 30 menit kemudian kabut tipis terbawa angin dan perlahan-lahan warna biru danau maninjau mulai tampak. Kami pun bersorak kegirangan karena pesona alamnya yang begitu indah.
Tapi tidak berlangsung lama, karena kabut tebal dan awan menutupi kawasan danau maninjau. Hawa dingin mulai menyeruak dan harum wangi kopi mengganggu konsentrasi kami dari warung-warung disamping puncak bukit lawang. Kami pun bergegas menghangatkan diri dengan secangkir kopi harum asli dari bukittinggi. Perlahan kabut mulai menipis dan terbawa angin entah kemana, panorama bukit maninjau kini terlihat begitu mengagumkan. Inilah Indonesiaku! Indonesia yang begitu cantik dan tidak terlupakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H