Mohon tunggu...
Katateje
Katateje Mohon Tunggu... Pramusaji - Buruh Harian

Kerja, Nulis, Motret

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Kosong

8 November 2022   14:26 Diperbarui: 8 November 2022   14:41 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi dari : Gravitasi Teras Muria

Dalam keriuhan aliran sungai aku terdiam
secercak buih air membasahi hati yang beku
langkahku terhenti dalam dunia yang kelam
setitik harapan keinginan hati yang terpaku

Dasar jiwa bagai lubang hati
keinginan terkalahkan dengan rasa malu
rangkaian kata terpatri dalam hati yang mati
beriring alunan bait-bait syair yang akupun tak mampu

Dengarkan syair hatiku hati kosong
terkalahkan dengan rasa yang tak lagi ada
dengarkan bait-baitku bait seseorang yang hina
hayati dan dengarkan suara hati yang tak lagi ada

Kosongnya hati kekosongan dalam penantian
mimpi dan anganku terdiam tanpa arah tujuan
Hitam kelam bagai kegelapan malam yang termakan bulan
sehitam syair-syair yang ku tulis

Kudus, mengulang kembali tulisan 23 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun