Shalawat dan salam teruntuknya, Rasulullah Muhammad, keluarganya, serta kerabatnya...
Mungkin sudah banyak yang membuat resensi buku ini sebelumnya. Mungkin saya terlambat. Tapi, saya hanya ingin menuliskannya, sekaligus membaca bukunya lagi dan lagi.
Saya bahkan sudah lupa harga dan dimana saya membelinya. Saking lamanya buku itu terbengkalai, tertutup oleh plastik pembungkusnya, terjejer rapi, agak terdesak, bersama dengan buku-buku lainnya yang juga masih 'berbaju plastik'. Kalau tidak salah, awal Ramadhan saya mulai membacanya. Halaman pertama, dan saya langsung jatuh cinta.
" Ibu, jika kelak ada orang yang salah paham
dengan terbitnya buku ini,
aku yakin itu terjadi
karena mereka mencintai Kanjeng Rasul.
Dan, percayalah Ibu,
aku menulis buku ini disebabkan alasan yang sama."
Pun saya membeli dan mulai membacanya, disebabkan alasan yang sama: cinta dan rindu pada Kanjeng Nabi. Jadi saya yakin, saya tidak akan menyesali tiap sen yang sudah saya keluarkan untuk membeli buku itu.
Sesuai judulnya, buku ini memang menuturkan kisah tentang Muhammad bin Abdullah, bersisian dengan kisah fiksi tentang Kashva, seorang 'Pemindai Surga' dari Persia, yang menempuh perjalanan panjang menemukan hakikat kenabian. Mencari lelaki terakhir yang dijanjikan, sang pencerah yang terpuji yang namanya (rupa-rupanya) muncul hampir di setiap kitab suci agama-agama terdahulu dalam berbagai rupa yang semuanya mengarah pada satu makna: yang terpuji.