Mohon tunggu...
Katarina Widhi Arneta Sari
Katarina Widhi Arneta Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

sedang belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Perbedaan Media Digital dan Media Analog

14 September 2020   14:58 Diperbarui: 14 September 2020   15:16 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coffee photo created by rawpixel.com - www.freepik.com

Penulisan dalam media digital berbeda dengan menulis di media cetak tradisional. Menulis dalam media digital membuat audiens tidak hanya membaca, namun juga berinteraksi dengan penulis ataupun audiens lainnya.

Menulis dengan menggunakan media digital dapat memudahkan pembaca karena waktu yang dimiliki tidak banyak. Sehingga ketika mereka memiliki waktu luang, tulisan masih ada di media karena tidak akan terhapus atau hilang.

Peran Penulis dalam Media Digital

  • Sebagai komunikator sebuah pesan : penulis dalam menyampaikan pesan atau informasi dapat menggunakan cara yang provokatif, pintar, lucu, menarik, ataupun mendalam. Cara penyampaian dapat menjadi salah satu daya tarik tulisan agar dipilih oleh pembaca.
  • Sebagai pengatur informasi : penulis dapat mengatur dan memilih pesan atau informasi apa saja yang dapat disebarkan sehingga pesan yang tersebar hanyalah pesan-pesan penting dan bermanfaat.
  • Sebagai penerjemah : pesan harus sesuai dengan medium apa yang digunakan dan disesuaikan agar memanfaatkan kekuatannya dan mengurangi kelemahannya.

Perbedaan Media Digital dan Media Analog

Menurut Carroll (2010, h. 25 - 27) dalam bukunya yang berjudul Writing for Digital Media terdapat 6 perbedaan :


1. Kedekatan : definisi kedekatan berubah bukan lagi sebatas geografi namun lebih terkait pada afiliasi, profesi, dan minat. Audiens juga telah terbiasa dengan penawaran dan pilihan dalam mulitmedia, seperti foto, audio, video, game, hingga grafik.


2. Kredibilitas : kredibilitas seorang penulis dapat dilihat dari perannya sebagai komunkator, pengatur pesan, dan juga penerjemah. Kemudahan menjadi penulis dan mengunggah tulisan di media digital menjadi masalah utama bagaimana menilai kredibilitas seorang penulis sebagai sumber informasi.


3. Bias : tulisan mengenai suatu pesan atau informasi dapat memuat juga mengenai opini atau perspektif dari si penulis. Objektivitas penulis harus selalu diterapkan karena dapat menjadi ujian mengenai etika jurnalisme online.


4. Identifikasi : menjadi kunci dalam membantu memahami bagaimana tulisan dapat menghasilkan kepercayaan dari pembaca. Media digital dapat menggaet banyak audiens karena adanya suara-suara pembaca yang interaktif.


5. Transparansi : penulis mampu terbuka dengan pilihan ataupun bias pribadi, juga penulis harus siap untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukan.


6. Akuntabilitas : bagaimana penulis menjelaskan siapa dirinya kepada publik, selain itu bagaimana penulis mematuhi Kode Etik Jurnalistik yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar publik tahu kepada siapa pertanggung-jawaban penulis dan juga standard apa yang menentukan penulis.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun