Mohon tunggu...
Katarina rani rajagukguk
Katarina rani rajagukguk Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa universitas palangkaraya Fakultas ekonomi dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyusuri Jalan Sutra Digital: Transformasi Bisnis Internasional di Era E-Commerce dan Influencer

25 Mei 2024   13:12 Diperbarui: 25 Mei 2024   13:16 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

       Di era media sosial, influencer telah menjadi pendorong utama dalam memasarkan produk secara global. Influencer memiliki kemampuan unik untuk menjangkau audiens yang luas dan membangun kepercayaan dengan mereka. Dalam konteks Jalan Sutra Digital, influencer berperan sebagai "jembatan" yang menghubungkan merek dengan konsumen di berbagai belahan dunia. Mereka membantu merek menembus pasar baru, meningkatkan kesadaran merek, dan mendorong penjualan melalui konten yang autentik dan personal. melalui DSR menawarkan berbagai peluang di era e-commerce dan influencer seperti membuka akses ke pasar baru bagi pelaku e-commerce dan influencer di negara-negara sepanjang Jalur Sutra, platform e-commerce dan influencer di DSR dapat menjangkau lebih banyak audiens global, mendorong pengembangan sistem pembayaran digital yang aman dan efisien untuk transaksi lintas batas, memfasilitasi kolaborasi antar pelaku e-commerce dan influencer di berbagai negara.

       Saat ini di era digital kita sering melihat bahkan menggunakan e-commerce yang telah menerapan DSR di era e-commerce dan influencer contohnya seperti Alibaba, raksasa e-commerce Tiongkok, telah meluncurkan platform AliExpress yang menjangkau pasar global, termasuk negara-negara di sepanjang Jalur Sutra yang membangun platform e-commerce lintas batas.

       Influencer media sosial di negara-negara DSR, seperti Tiongkok dan Indonesia, semakin populer dan diminati oleh brand lintas negara untuk mempromosikan produk mereka. Maraknya marketing Live streaming menjadi tren populer di platform e-commerce DSR, di mana influencer dapat mendemonstrasikan produk dan berinteraksi dengan pembeli secara langsung. Namun disisi lain DRS memiliki beberapa tantangan dalam pengimplemtasiannya seperti terdapat kesenjangan digital yang signifikan antara negara-negara di sepanjang Jalur Sutra, yang dapat menghambat implementasi DSR, keamanan data dan privasi menjadi perhatian utama dalam era digital, dan DSR perlu memastikan perlindungan data yang memadai, perbedaan regulasi di berbagai negara dapat mempersulit perdagangan elektronik lintas batas dan kerjasama di bidang TIK.

       Munculnya media sosial telah mengubah cara orang dan bisnis berinteraksi. Faktanya, studi yang dilakukan Statista menemukan bahwa penggunaan media sosial adalah salah satu perilaku online yang paling umum. Lebih dari 4,26 miliar orang di seluruh dunia menggunakan media sosial pada tahun 2021, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 6 miliar pada tahun 2027. Dahulu alat komunikasi masyarakat hanya terbatas pada orang yang mereka kenal secara langsung, namun kini sudah merambah ke seluruh dunia.

       Dalam dunia bisnis, media sosial telah mengubah cara perusahaan berbisnis saat ini, teknik pemasaran tradisional digantikan oleh teknik modern seperti reels, blog, vlog, dan live streaming di seluruh platform media digital.

       Pertumbuhan pemasaran influencer disebabkan oleh kemudahan penggunaan Internet, faktanya, inisiatif pemerintah Digital India adalah faktor lain yang menyebabkan peningkatan pengguna media sosial, yang telah membuka jalan baru bagi pemasaran digital. Saat ini, influencer hanyalah raksasa media sosial dengan basis penggemar yang besar. Hal ini memberikan peluang baru bagi pemasar untuk menemukan influencer yang tepat dan memperluas jangkauan mereka.

       Pemasaran Influencer merupakan pemasaran era baru yang jelas telah mengubah cara berpikir orang tentang pemasaran modern, tidak hanya kebutuhan konsumen yang berkembang secara signifikan, namun demikian pula kebiasaan masyarakat saat mengonsumsi konten.

       Menurut penelitian dari McKinsey & Co. Gen Z yang berusia antara 16 dan 26 tahun kini mencakup 40% pelanggan yang menghabiskan tiga jam sehari untuk menjelajah dan membuat konten di media sosial, mereka dianggap sebagai generasi paling “terhubung” yang pernah ada. Akibatnya, merek harus mengubah strategi pemasaran mereka untuk memenuhi kebutuhan generasi baru namun prinsip dasar pemasaran dan periklanan tetap sama.

       Bagaimana Pemasaran Influencer Akan Mengubah Lingkungan Bisnis Masa Depan Menghasilkan ROI Tinggi – Pemasaran influencer adalah strategi pemasaran yang hemat biaya karena tidak mengharuskan pemasar melakukan investasi besar. Influencer dapat memberikan keterlibatan konsumen dan metrik penjualan tertentu yang memungkinkan merek melacak kinerja mereka dengan mudah di pasar.

       Ini akan membantu e-commerce atau UMKM mengembangkan strategi yang sukses, menyesuaikan konten yang disajikan oleh influencer dengan lebih baik, dan mencapai ROI yang lebih tinggi. Berdasarkan ROI, 17% perusahaan mengalokasikan lebih dari setengah anggaran pemasaran tahunan mereka untuk upaya pemasaran influencer, dan para ahli di bidangnya memperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah.

II. Era E-Commerce: Membuka Gerbang Perdagangan Global

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun