Pilkada Serentak Tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19 merupakan ujian bagi kehidupan demokrasi kita. Sekaligus sebagai ajang pembuktian kepada dunia internasional bahwa Republik ini terus bergerak ke arah demokrasi yang matang.
Karena itu, jika kita berhasil melewati ujian tersebut dengan mewujudkan Pilkada yang demokratis dan aman COVID-19, sejarah akan mencatatkan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia yang berhasil menjalani Pemilu yang dilakukan dengan cara one man, one vote, one value.
Persoalannya saat ini ialah, apakah Pilkada di tengah pandemi COVID-19 bisa dimanfaatkan untuk menjadi agenda nasional suksesi demokrasi sekaligus agenda perlawanan memutus mata rantai virus Corona atau hanya sekadar menunaikan hajatan politik lima tahunan?
Menindaklanjuti itu, dibutuhkan komitmen seluruh pemangku kebijakan untuk mewujudkan Pilkada yang demokratis dan aman COVID-19.
Pun demikian dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat untuk menjawab tantangan bagi demokrasi kita. Jadi, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak berpartisipasi dalam Pilkada secara serentak sekalipun di tengah suasana pandemi.Â
Terlebih, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sepakat mengusung tema Pilkada sebagai Gerakan Perlawanan Covid-19 menjadi isu sentral dan konten dalam debat kandidat.Â
Tema tersebut diyakini mendorong peserta pemilihan kepala daerah beradu strategi dan bertindak menekan penyebaran virus corona.Â
Seperti yang menjadi harapan Mendagri Muhammad Tito Karnavian dalam sebuah kesempatan bersama KPU, momentum emas dalam rangka menurunkan penyebaran covid-19.
Merespon itu, Perkumpulan Dai dan Mubaligh Jaringan Islam Kebangsaan (JIK) mengungkapkan apresiasinya pada ide dan wacana Mendagri. Â
Para Dai dan Mubaligh tersebut melihat sejumlah gagasan yang disampaikan Mendagri Tito Karnavian merupakan ide menarik dan kongkret. Salah satunya menjadikan Pilkada Serentak 2020 sebagai gerakan melawan COVID-19 seolah menjadi oase di padang tandus.Â
Selain itu, arahan Mendagri untuk mendorong Pemda lebih inovatif dalam menangani COVID-19 dengan memberdayakan komunitas lokal hingga ke pelosok desa, kelurahan, RT/RW sebagai garda terdepan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.