Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Peran Milenial Sukseskan Pembangunan dan Pilkada Tangsel 2020

23 Agustus 2020   13:35 Diperbarui: 23 Agustus 2020   14:02 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, KPU dalam Peraturan KPU-nya juga sudah mengatur 9 aturan baru di TPS: Pertama, KPU telah membatasi jumlah pemilih dari yang biasanya 800 orang jumlah pemilih setiap TPS dikurangi menjadi 500. 

Kedua, diatur jam kedatangan ke TPS. Ketiga, semua yang di TPS wajib memakai masker. Keempat, seluruh Petugas KPPS dipastikan sehat karena sudah dites COVID-19. 

Kelima, TPS selalu disterilisasi. Keenam, pemilih yang datang diberikan sarung tangan plastik sekali pakai. Ketujuh, setiap orang yang masuk TPS dites suhunya. Kedelapan, paku untuk mencoblos disterilisasi dan Kesembilan, tinta bukti coblos diteteskan bukan dicelup.

Kembali ke soal bagaimana peran Pemuda dalam pembangunan Kota Tangsel, untuk membangun Tangsel bisa dimulai dari diri sendiri. Semua bisa berkontribusi dari hal yang sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan atau kampanye gerakan bersih-bersih kampung sendiri setiap minggu. 

Dimulai dari mengajak teman terdekat, keluarga lalu anak muda di komplek, kemudian menggaungkannya di media sosial, yakinlah The Power of Social Media bisa mengengage dari mulut ke mulut sehingga gerakan tersebut bisa memicu kelompok milenial lain di setiap kelurahan, kemudian menyebar lagi di setiap kecamatan hingga secara holistik ke seluruh kota. Sehingga outpunya adalah Kota Tangsel menjadi lebih bersih dan hijau.

Kita tahu, ada sebagian wilayah Tangsel yang sudah sangat maju dan modern, namun ada juga yang masih kurang tersentuh pembangunan atau masih semrawut tata kotanya seperti macet yang parah, pasar yang masih belum tertata dengan baik, kemudian masalah sampah kota yang masih banyak di sungai dan juga jalan raya. 

Untuk itu, sebagai pemuda dengan inovasi dan kreativitasnya sebagai motor penggerak untuk mendorong Pemkot membangun taman kota, membentuk satgas kebersihan dengan merangkul Karang Taruna, OKP atau kelompok pemuda lainnya untuk bersama-sama bergotong royong secara rutin membersihkan kota dari sampah-sampah yang berserakan akibat kurangnya kesadaran warga akan menjaga kebersihan. 

Selain itu, para kelompok pemuda bisa menginisiasi mendirikan UKM untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif. Dan yang bisa melakukan itu semua tentu saja anak-anak muda. Jika anak muda Tangsel berdaya, bisa dipastikan Tangsel semakin maju dan peradabannya semakin modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun