Oleh: Reza Fahlevi, S.IP - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute
PILKADA Serentak Tahun 2020 menjadi pertaruhan besar Bangsa ini, apakah kita bisa menjalaninya dengan minim bahkan nihil kasus penularan Covid-19 atau malah sebaliknya.
Kita bisa belajar dari Korea Selatan yang sukses menggelar Pemilu Parlemen di pertengahan April 2020, di saat puncak penyebaran Covid-19, namun tidak ada penularan lokal karena Pemilu. Bahkan negeri ginseng tersebut mencatatkan sejarah baru dalam Pemilu dengan peningkatan partisipasi Pemilih.
Penyelenggara Pemilu sukses mencegah penularan Covid-19 di area TPS karena mereka mengharuskan pemilih mengenakan masker dan sarung tangan plastik saat memberikan suara.
Indonesia juga bisa mencontoh Arab Saudi yang berhasil menggelar Haji secara terbatas dan tidak ada satu pun kasus penularan Covid-19.
Karena itu, sebagai bangsa besar yang telah melewati berbagai ujian peradaban yang panjang, kita harus optimis menyongsong Pilkada 2020 yang demokratis dan aman Covid-19.
Menurut Penulis, ada sembilan (9) kunci utama kesuksesan Pilkada 2020 diantaranya: Pertama, tingginya partisipasi politik. Kedua, tidak ada konflik horizontal di masyarakat. Ketiga, aman Covid-19 atau Pilkada tidak menjadi klaster penyebaran baru Covid-19.
Kemudian keempat, minim pelanggaran seperti politik uang, ketidaknetralan penyelenggara Pemilu, penggunaan fasilitas negara oleh incumbent, dan sebagainya.
Selanjutnya kelima, Pilkada menjadi ajang FESTIVAL GAGASAN PENANGANAN COVID-19 sehingga masalah pandemi dan antisipasi dampak sosial ekonominya menjadi isu sentral dalam kampanye serta debat para Kandidat.
Yang keenam, Pilkada bisa sukses menjadi pemantik kebangkitan ekonomi karena dari 270 daerah yang menggelar Pilkada, melibatkan sekitar 105 juta Pemilih dan anggaran yang digelontorkan Pemerintah mencapai Rp20 Triliun: selain untuk operasional honor para Petugas, aparat keamanan, biaya logistik Pemilu, juga digunakan untuk pengadaan Alat Pelindung Diri seperti masker, face shield, hazmat, sarung tangan plastik sekali pakai dan juga hand sanitizer serta kebutuhan lain untuk menunjang protokol kesehatan selama pelaksanaan Pilkada.
Itu semua tentu saja menjadi perputaran uang yang sangat luar biasa di masyarakat dan menggerakkan ekonomi kerakyatan dimana melibatkan UKM di daerah untuk mengerjakan pengadaan masker, face shield, sarung tangan plastik, hand sanitizer dll.