geliatku tak terasa dikedalaman laut tak terhingga, tubuhku menghentak tak menghujam bagian apapun darimu karena besaranku tak seberapa,aku menyerupai ikan mungil dalam ribuan raksasa ada dan tiada, menendang jelas tempurungku melewati guratan terjal karang besar, aku berteriak dalam palungmu dengan asa dan usaha agar ada seseorang dibibir pantai menolongku memasukanku didalam pelukan dan menjagaku hingga nyaman, namun tetap tak bergeming seorangpun membantuku bahkan mengobati luka dibibirku saat berteriak, aku terluka jiwa dan terhempas rasa, bergulat dengan kecilnya atman yang bersarang dalam jiwaku sendiri, hanya ribuan sinar berbentuk titik titik membawaku menelanjanginya, menjadikanku bagian dari arus yang terus beriak menepi..
apakah itu tangan MU, tuhan? memberikanku nafas dan cahaya kala aku tak berdaya, bolehkah aku meminta sekali lagi kuasamu TUHAN, bawa aku perlahan dan pertemukan dengan seseorang itu.. dimana nyaman dan percaya dibawa tepat didadanya, dimana teduh dan bijak terlihat dalam bias wajahnya.. bawalah aku perlahan TUHAN..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H