Mohon tunggu...
silmia putri
silmia putri Mohon Tunggu... -

i am positive :-)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kamu Mampu, Jangan Ingkari Itu

30 Agustus 2010   21:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang tidak pernah sedih. Apapun jenis kesedihannya, semua pernah merasa hatinya terpuruk. Saya juga tidak tahu apa ada orang yang tidak pernah menangis seumur hidupnya. 99% kemungkinannya tidak ada. Minimalnya ketika terlahir ke dunia, bayi menangis.

Ketika kita sedih, ada yang mengatakan,itu adalah batas kemampuan kita menghadapi sesuatu hal yang berkecamuk di pikiran dan hati kita. Ketika merasa kacau, sering kita berkata, “aku tidak kuat lagi” atau “i’m out”. Seperti nada keputusasaan, ketidakberdayaan, ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu untuk bisa keluar dari danau kepedihan itu.

saya yakin, semua pernah merasakan keterpurukan itu.

Namun ketika saya merasakan semua itu. Saya teringat perkataan sahabat saya, Asri Kamilah, dia berkata

jangan melihat segala sesuatu dari hati, tapi lihat dari sisi paling positif yang pernah ada, yaitu agama. (Dalam hal ini saya pikir maksudnya : Al Quran).

Iya ketika segala sesuatu yang saya lihat dari hati saya, sepertinya saya tidak pernah puas. Saya selalu memiliki alasan untuk terpuruk, untuk marah, untuk sedih, untuk berkata bahwa banyak hal yang membunuh saya secara diam-diam. Namun ketika saya melihatnya dari bahasa al Quran , Subhanallah, betapa banyak janji  Allah yang tidak kita ketahui. Betapa banyak pujian Allah bagi orang yang sabar. Betapa bodohnya kita menganggap takdir Allah adalah sebuah kesakitan. Padahal bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di kehidupan kita satu detik yang akan datang. Oh, betapa kufurnya …

-(
-(
. “Dan Allah beserta orang-orang yangsabar.”  (Q.S. Al Baqarah : 246) “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(Al Baqarah:286) “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (Al Alaq : 1) “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Al Alaq : 6) Ketika beban itu terasa berat, semakin berat, dan kita sulit mengubah pikiran kita untuk bergerak. Kenapa kita tidak berdoa : “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al Baqarah:286) Innallaha ma’anaa, Sesungguhnya Allah bersama kita
-)
-)
Semoga tulisan ini bisa sedikit menguatkan hati yang lemah ..
-)
-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun