Mohon tunggu...
Charlie Ady Prasetyo
Charlie Ady Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

kasihilah sesamu manusia karena itu yang dikehendaki Tuhan\r\n\r\nmy twitter @katacharlie

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Misteri Pozzo, Kutukan Tragis bagi Para Allenatore

24 Juni 2014   18:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:18 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.memorialpozzo.it

Kisah hebat Pelatih asal Italia di era 30an ialah Vittorio Pozzo,  Allenatore yang berhasil menyabet dua titel Piala dunia untuk Italia berturut-turut yaitu Piala Dunia di Italia tahun 1934 dan Prancis di tahun 1938. Pelatih kelahiran Turin 02 Maret 1886 ini membuktikan dialah pelatih satu-satunya di Piala Dunia yang meraih title dua kali secara beruntun dan tidak ada yang menyamainya hingga Piala Dunia ke 20 berlangsung di Brasil. Pozzo tidak hanya berjasa dengan trofi Piala Dunianya tetapi Ia juga berhasil membawa Italia perkasa di Olimpiade tahun 1936 pada cabang olahraga sepakbola. Pozzo mengawali debutnya sebagai palatih pada tahun 1912 tepatnya pada 29 Juni. Kalau Italia gagal mendapatkan Trofi Piala Dunia di tahun 1934 Pozzo pernah mendapat ancaman hukuman gantung dari penguasa Italia saat itu yang dikenal fasis, Benitio Mussolini. Perang Dunia ke II harus menutup prestasi Pozzo untuk meraih treble winner di ajang Piala Dunia yang sebelum Piala Dunia ia pernah mengungkapkan bahwa tidak ada Tidak ada negara lain yg bisa menahan kehebatan Italia merebut gelar ke tiga berturu-turt4 tahun lagi. Pozzo menjadi satu-satunya pelatih yang mencatatkan namanya sebagai pemegang titel Piala Dunia dua kali beruntun, sisi lain hal ini seakan-akan memberikan sebuah misteri bagi arsitek berikutnya dan seakan hal itu juga menjadikan Italia harus merasakan adanya misteri Pozzo karena dua kali gagal mempertahankan trofi Piala Dunia dengan pelatih yang sama.

Berkisah ditahun 2014 misteri Pozzo terjadi kembali, Vicente del Bosque harus mengubur jauh-jauh menjadi Juara kembali di Piala Dunia 2014, Spanyol yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu kandidat juara di Piala Dunia 2014 ternyata keok di fase grup, walau negeri matador itu menang 3-0  di akhir laga melawan Australia namun tak berdampak apa-apa, bahkan gol-gol hanyalah penghibur semata. Kisah tragis Spanyol mengingatkan Italia di tahun 2010 yang harus terhenti di fase grup dan  merelakan trofi Piala Dunia sebagai Juara bertahan di tahun 2006. Sama halnya pula dengan Del Bosque, Marcelo lippi yang ketika itu menjadi Allenatore Italia harus menelan pil Pahit di Piala Dunia 2010. Kehadiran Misteri Pozzo seakan tidak hanya menghantui mereka saja, pelatih Sir Ralf Ramsey pelatih Inggris tahun 1966 pun bernasib demikian, Ramsey memimpin Inggris sebagai tuan rumah tahun 1966 ketika itu skuad Ramsey menghempaskan Jerman Barat 4-2. Namun Empat tahun berselang, Ramsey memimpin Inggris di Meksiko, tetapi kandas di perempat final. Hmm tidak hanya itu nasib sama dialami pelatih lainnya seperti Helmut Schoen, di final Piala Dunia 1974, Schoen mengarsiteki Jerman dengan mengalahkan Belanda 2-1.

Empat tahun kemudian Di Argentina tahun 1978, Jerman Barat kandas di putaran kedua setelah dikalahkan Austria 2-3. Sama halnya pelatih Argentina Cesare Menotti yang membawa asuhannya meraih trofi Piala Dunia di Tahun 1978, empat tahun kemudian Argentina harus mengoper trofinya itu karena Menotti gagal di fase grup. Ditahun 1982, ketika Argentina keok di fase grup, Italia mendapat operan trofi, skuad Gli Azzuri ketika itu di asuh oleh pelatih Enzo Bearzot, namun apa daya empat tahun kemudian nasibnya harus sama dengan Cesare Menotti. Misteri Pozzo terus saja ada dan tiada habisnya, kisah tragis yang dialami para pelatih ‘korban’ misteri Pozzo tersebut tentu berdampak pada kejayaan Tim yang diasuhnya, kepercayaan penggila sepakbola hilang begitu saja ketika harus menjagokan juara bertahan untuk menjadi juara lagi dengan pelatih yang sama.

Banyak Negara yang berhasil menjuarai piala dunia tetap mempertahankan Arsiteknya , mungkin karena tidak mempercayai misteri Pozzo sehingga harus kandas empat tahun kemudian, berbeda halnya dengan Brasil Negara satu-satunya yang mempertahankan trofi piala dunia dua kali berturut-turut yaitu tahun 1958 dan 1962. Apakah pelatihnya tetap sama? Jelas berbeda, ditahun 1958 yang ketika itu Swedia menjadi tuan rumah, Brasil di pimpin oleh Vicente Fiola sebagai pelatih dan empat tahun kemudian di Chili bukan Fiola sebagai arsiteknya, Brasil menggantinya dengan Aymore Moreira,dan nyatanya Moreira berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia denganmempertahankan trofi Piala Dunia untuk negeri sambar tersebut. Ini seakan pula mengingatkan misteri Pozzo tak berlaku bagi Brasil ketika itu karena sang juara bertahan mengganti pelatihnya.

Misteri Pozzo bagi sebagian warga Italia menyebutkan, Pozzo memiliki kesombongan karena Italia perkasa ketika Ia menanganinya, ya sebagai catatan mungkin dari hal ini ada makna supaya tidak muncul kesombongan bagi pelatih yang menjuarai Piala Dunia, dan mengingatkan kita bahwa hukum sepakbola, bola itu bundar segala sesuatu bisa terjadi dalam sepakbola tidak ada yang abadi. Bersama Timnas Italia Pozzo selama hampir 19 Tahun mencatatkan sebagai pelatih dengan rekor 64 kemenangan, 17 seri dan 16 kekalahan, rekor terbaik lainya yaitu membawa Italia tak terkalahkan selama lima tahun, dari 1934 hingga 1939. Setelah pengunduran dirinya dari Timnas Italia, Pozzo tak banyak terdengar lagi sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya di Ponderano pada umur 82 tahun pada 21 Desember 1968.

Saya Charlie Ady Prasetyo Salam ‘Underdog’ untuk Piala Dunia 2014 go..go..go..go..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun