[caption id="attachment_221685" align="aligncenter" width="553" caption="Sumber foto: Koleksi DW"][/caption]
Konon menurut sebuah majalah ekonomi kopi adalah minuman kedua terpopuler di dunia setelah air putih. Dan Indonesia adalah pasar yang potensial untuk minuman kopi. Banyak sekali pemain yang sudah bermain di pasar ini. Dari mulai perusahaan lokal, nasional sampai home industry.
Salah satu perusahaan nasional yang memiliki jaringan distribusi cukup baik wings food pun tertarik bermain di pasar ini, khususnya di segmen minuman serbuk dalam sachet dengan mengeluarkan top coffee. Untuk kategori ini leadernya adalah Kapal Api dan Torabika. Hampir disetiap warung kopi di Jabodetabek ini selalu menyediakan kedua brand ini.
Kapal Api dan Torabika cukup kuat kedudukannya di segmen pasar ini, disamping brand-brand lokal yang mempunyai hubungan emosional dengan konsumennya. Untuk ‘duduk’ di segmen ini sangat tidak mudah. Sudah berapa banyak perusahaan yang juntai dan menyerah.
So wings food dengan top coffeenya sadar betul itu. Untuk itu mereka perlu mengeluarkan banyak jurus dan banyak uang agar bisa ‘duduk’ di kategori ini. Kalau biasanya kebanyakan kopi hanya satu jenis saja. Kalau tidak robusta ya arabica. Tapi wings food berinovasi dengan mencampur keduanya dan mereka pun mengusung tagline “the art of coffee blending”. Jurus differensiasi adalah jurus pertama yang mereka pakai.
Brand ambassador adalah jurus berikutnya. Karena mereka mau ‘membongkar’ kedudukan para market leader maka dipilihlah bang Iwan (Iwan Fals) sebagai salah satu dutanya selain Samuel Zylgwyn dan Nikita Willy. Dengan harapan fans beratnya bang Iwan bisa tertarik untuk minum Top Coffee. Anak muda diharapkan dapat tertarik untuk mencoba dengan ditempatkannya Samuel Zylgwyn dan Nikita Willy.
Promosi top coffee gencar dilakukan baik secara ATL (above the line) melalui iklan di media elektronik, cetak dan media online maupun secara BTL (below the line) dengan mengadakan event-event, pemasangan spanduk, billboard dan pengebaran brosur.
Produsen yang mengeluarkan empat varian ini juga bermitra dengan para petani agar mendapatkan biji kopi yang berkwalitas baik.
Dan jurus terakhir yang menurut saya amat menentukan ‘kedudukan’ mereka di kategori minuman kopi serbuk dalam sachet adalah trade promo yang sekaligus consumer promo. Untuk jangka waktu beberapa bulan mereka ‘berani’ memberikan promo dengan ‘beli 2 bonus 1’. Menurut saya promo ini cukup mengena karena langsung ke sasaran akhir (konsumen dan warung retail).
So bagaimana kelanjutannya, apakah Top Coffee sanggup membongkar tradisi minum kopi dan mampu ‘duduk’ setara dengan brand-brand yang sudah masuk duluan. Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti sementara ini Top Coffee belum jadi kopinya orang indonesia tapi kopinya orang yang pengen bonus...hehehe
Terima kasih__salam bijak palsu!
Artikel lain : Fenomena ‘Penampakan’ Teh Gelas
Bintang-7 Mencoba Ke’bejo’annya || Wings Food ‘Bermain’ Kopi l
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H