Mohon tunggu...
KataBatu ID
KataBatu ID Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Bebas berekspresi. Bebas yang mengenal batas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Beliau

28 Oktober 2019   06:30 Diperbarui: 28 Oktober 2019   06:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tatapan teduh menghangatkan iris mata yang bersitatap dalam temaram malam
Kesepian sirna kala genggaman telapak tangan kasar nan keriput melingkupi
Beban berat yang menggelanyuti pundak seketika terangkat kala telapak tangan kasar nan keriput yang lain memberikan usapan-usapan ringan di punggung
Kedua tangan ringkih terbentang bersiap memberikan pelukan hangat, pelukan yang menjanjikan perlindungan dari serangan-serangan kesadisan dunia
Bibir pucat mendaratkan kecupan-kecupan kasih sayang di puncak kepala, menyalurkan energi-energi untuk tetap tegar menghadapi kehidupan

Beliau tetap tegar dalam kesenjaan usianya, menegaskan tekadnya yang selalu siaga menjadi garda pelindung terdepan bagi malaikat kecil kesayangannya
Beliau tetap sabar dalam keterburu-buruan desakan-desakan masalah yang datang silih berganti
Beliau tetap bersiap mendengar segala keluh kesah malaikat kecil kesayangannya tak peduli hidupnya pun tak pernah mudah tuk dijalani
Beliau tetap manusia yang akan menua seiring waktu berjalan
Setegap apapun punggung beliau, kelak akan rapuh juga

Malaikat kecil kesayangannya sadar, sekarang saatnya ia yang harus membalas tatapan teduh yang beliau berikan, menggenggam balik tangan kasar nan keriput beliau, memberikan usapan-usapan ringan menenangkan di punggung rapuh beliau, memberikan pelukan hangat yang melindungi beliau,  melayangkan kecupan kasih sayang tiada henti pada beliau

Tak sebanding memang, tapi setidaknya malaikat kecil kesayangan beliau ingin beliau tau bahwa ia bersyukur akan keberadaan beliau yang selalu di sampingnya, berterima kasih atas segala hal yang beliau lakukan untuknya, dan meminta maaf atas segala dosa yang ia lakukan pada beliau

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun