perempuan. Mereka beranggapan bahwa cantik haruslah bertubuh putih, kurus, langsing, berambut hitam panjang, hidung mancung, dll.Â
Dari dahulu hingga sekarang masih saja berkembang di sekitar kita mengenai standar kencantikan seorangHal ini juga di dukung dengan hadirnya iklan-iklan produk kecantikan yang menggunakan model iklan seperti barbie. Dan juga terdapat beberapa pelaku usaha yang mengiklankan produk mereka menggunakan kalimat seolah cantik itu harus putih dan langsing.
Pemikiran ini tambah diperparah dengan adanya golongan laki-laki yang mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan pasangan hidup yang cantik bak barbie. Selain itu juga terdapat beberapa perempuan yang malah menjatuhkan sesama perempuan hanya karena mereka tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada.
Tidak tahu siapa yang pertama kali membuat standar kencantikan tersebut. Akan tetapi hal ini tentu saja tidak sejalan dengan apa yang ada dalam kehidupan kita.Â
Pasalnya tidak semua perempuan itu berkulit putih, bertubuh langsing. Tentu saja hal ini membuat mereka menjadi minder akan bentuk tubuh mereka.
Tak khayal mereka mendambakan memiliki bentuk tubuh bak barbie, hanya bisa membayangkan dan mengidamkan memiliki tubuh langsing nan putih.Â
Berbagai cara mereka tempuh agar memiliki tubuh ideal seperti yang sedang menjadi bahan pembicaraan. Bahkan tak sedikit dari mereka yang sampai melakukan suntik putih dan sedot lemak di tempat abal-abal yang itu bisa mempengaruhi kondisi kesehatan mereka kedepannya.Â
Marilah mulai sekarang kita rubah mengenai pola fikir kita tentang standar kecantikan ini. Mengartikan kata cantik tidak sepatuhnya seperti itu. Cantik itu relatif, dan tentu saja perempuan itu cantik dengan apapun bentuk tubuh mereka. Dan kita sesama perempuan haruslah saling mendukung satu sama lain.
 Bertemanlah tanpa melihat bentuk fisik. Dan pilihlah pasangan kalian tanpa melihat fisik, melainkan hati. Karena pada dasarnya fisik itu akan berubah, berbeda dengan hati yang akan tetap sama sampai mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H