Ditulis Oleh: Bayu Dewanto
Januari 2018, satu bulan telah berlalu sejak pemerintah Cape Town, Afrika Selatan, menyatakan bahwa kota ini akan kehabisan suplai air dalam waktu 6 bulan ke depan.
Kediaman keluarga James yang beranggotakan empat orang melakukan usaha terbaik mereka untuk mencegah terbuangnya air bersih sesedikit mungkin dalam upaya untuk menghadapi peristiwa krisis air Cape Town yang dikenal sebagai “Day Zero”.
Setiap harinya, Liesel James mengumpulkan air yang disebut air “abu-abu” di sekitar rumahnya. Air ini adalah air sabun atau air yang sudah terkontaminasi dari bekas cucian atau masak, tetapi masih bisa digunakan dalam kegiatan lain. “If it’s yellow let it mellow, if it’s brown flush it down” merupakan slogan yang tidak asing bagi penduduk Cape Town, termasuk keluarga James.
Slogan ini digunakan sebagai upaya untuk mengampanyekan kebiasaan tidak menyiram toilet sampai warnanya benar-benar coklat, dan ini biasanya membutuhkan waktu selama satu hari sampai toilet itu dapat disiram kembali. Bagaimana tidak? Dengan jatah air sebanyak 50 liter per harinya, mereka harus beradaptasi dan ini merupakan hal yang tidak mudah ketika mandi saja dapat menggunakan air sebanyak 15 liter per menitnya.
Keluarga James hanyalah satu dari banyak keluarga lain yang menghadapi tantangan krisis air ini. Selama berbulan-bulan pemerintah Cape Town telah menggiatkan penduduknya untuk menghemat air untuk mencegah tumbangnya infrastruktur air kota tersebut.
Ajaibnya, Cape Town pulih. Melalui aksi kolaboratif yang dilakukan oleh pemerintah dan juga kesadaran tinggi penduduk Cape Town yang terbangun karena krisis ini, dalam waktu singkat, penggunaan air yang ada pada kota ini berkurang sebanyak 50%. Pada akhirnya, peristiwa krisis air yang disebut “Day Zero” ini berhasil dihindari untuk sementara waktu.
Pada Tahun 2050, Dunia Berpotensi Krisis Air
Apa yang terjadi di Cape Town, Afrika Selatan merupakan krisis air terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah modern. Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah ini akan menjadi krisis air yang terakhir? Jawaban singkatnya adalah tidak.
Dengan angka sekitar 71%, hampir seluruh permukaan bumi ditutupi oleh air dengan estimasi total volume air sebesar 1.386 miliar km3 (United States Geological Survey, n.d.). Namun, bukan berarti seluruh air yang ada di permukaan bumi bisa digunakan begitu saja. Dari total volume air tersebut, 97,5% di antaranya berupa air asin dan hanya 2,5% saja yang berupa air tawar.