Selama perkuliahan semester genap, UAD menerapkan sistem pembelajaran hybrid selama menuju masa endemi. Sayangnya, banyak kendala yang dialami oleh mahasiswa/i selama perkuliahan. Hal ini disampaikan oleh beberapa mahasiswa dari prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta antara lain : Ndaru Krisna Mukti (Fisika angkatan 19), Dhea Aura Nabitha (Fisika angkatan 19), Zimam Luthfi (Fisika angkatan 20), Rezky Choriunnisa Suprapto (Fisika angkatan 20), Muhammad Faishal (Fisika angkatan 21), dan Pramesti Puspadewi (Fisika angkatan 21).
"Untuk saya sendiri kendala dalam perkuliahan semester ini adalah pertama terlalu banyak mata kuliah wajib yang harus diambil di semester 6, sedangkan semester 6 seharusnya lebih fokus ke mata kuliah peminatan. Kedua ada sks yang belum dikonversi. Ketiga karena kemarin dosennya banyak yg sibuk akreditasi jadinya ada beberapa dosen yang Cuma ngasih materi saja tanpa ada perkuliahan jadi membuat saya kurang paham. Cara saya membagi waktu, saya menerapkan sistem penyelesaian tugas yang paling penting terlebih dahulu, misal tugas yg mendekati deadline atau sangat berpengaruh. Dan saya sebisa mungkin mengerjakan jauh hari sebelum deadline sehingga saya mempunyai waktu untuk kegiatan di luar perkuliahan. Menurut ku kurang efektif, karena jika blended terkadang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan secara online kadang dianak tirikan oleh dosennya. Lebih baik kalo offline ya offline semua atau daring ya daring semua" ungkap Ndaru Krisna Mukti Saat di wawancara melalui whatsapp." (21 Juli 2022)
Bukan hanya itu saja menurut mahasiswa/i yang lain sistem pembelajaran di semester genap ini banyak mengalami kendala di jaringan dan borosnya kuota internet. Sistem pembelajaran yang masih daring menyebabkan kesukaran dalam memahami pembelajaran, terdapat kendala presensi, serta terkadang dosen lupa dalam memberikan acuan bahan belajar. Tidak sedikit pula dari mereka yang memiliki kesulitan dalam memanajemen waktu. Adapun cara mengatasinya adalah membuat skala prioritas, tidak menunda pekerjaan dan konsisten.
Selaku mahasiswa baru, Muhammad Faishal (Fisika 21) mengungkapkan melalui whatsapp "Cara saya membagi waktu hampir sama kita lihat seberapa penting kegiatan tersebut apakah nanti akan mengganggu waktu perkuliahan atau tidak. Menurut saya metode pembelajaran semester ini kurang efektif ya karena banyaknya pertemuan online dan juga ada beberapa pertemuan yang tertunda ataupun secara asinkron yang buat kami, atau khususnya saya sendiri itu mengalami kesulitan untuk memahami materi yang diberikan." (21 Juli 2022)
Dari beberapa fakta yang telah diungkapkan. Nyatanya, pandemi ini sangat berpengaruh pada adaptasi dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa. Di saat kondisi seperti ini, mahasiswa harus mencari berbagai solusi yang efektif untuk kenyamanan belajar sesuai kebutuhan. Meskipun sedang dalam tahap adaptasi, diharapkan para mahasiswa selalu menumbuhkan semangat belajar dalam kondisi apapun sehingga kegiatan pembelajaran berjalan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H