Mohon tunggu...
Wartakastrat
Wartakastrat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kastrat

Dalam upaya publikasi atau ekspansi informasi guna meningkatkan pengetahuan masyarakat, Departemen Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) membentuk suatu fungsi yang bernama Wartakastrat. Fungsi ini bergerak dalam bidang penulisan artikel atau kajian populer yang dipublikasikan melalui media berita online.

Selanjutnya

Tutup

New World

Berkembang dan Berdampak! Suatu Tinjauan Tentang Bagaimana Seharusnya Transformasi Teknologi Kesehatan Terjadi

30 Juni 2024   19:33 Diperbarui: 9 Juli 2024   21:26 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Penulis: David Daniel Sagiman

Sampai saat ini impian besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045 terus dikejar melalui setiap aspek kehidupan Bangsa Indonesia. Sadar akan impian besar tersebut, menjamin dan memenuhi kebutuhan akan kesehatan menjadi satu hal yang sangat penting untuk dicapai. Pemenuhan kebutuhan akan kesehatan tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas layanan kesehatan. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia setidaknya sudah cukup untuk menjadi preseden pengingat betapa pentingnya kualitas layanan kesehatan dan implikasinya pada kesehatan masyarakat. Tentu, kualitas layanan kesehatan sendiri pun dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat sudah menjadi suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari lagi. Setidaknya dalam satu abad kebelakang, perkembangan teknologi sudah melakukan lompatan-lompatan perkembangan yang begitu signifikan. Tentu perkembangan-perkembangan ini sudah seharusnya berimplikasi pada layanan kesehatan.  Sudah seharusnya suatu layanan kesehatan terintegrasi dengan teknologi sehingga suatu layanan kesehatan juga dapat melakukan lompatan-lompatan perkembangan yang sama seperti yang terjadi pada bidang teknologi. Sehingga implikasinya, suatu layanan kesehatan dapat menjadi lebih baik sehingga mampu untuk mengakomodasi kebutuhan akan kesehatan masyarakat yang lebih terjamin. Pada akhirnya, integrasi layanan kesehatan dan teknologi sudah harus untuk dilaksanakan dengan dasar pertimbangan dan pelaksanaan yang jelas.

moga cepet enakan ye perutnya, bocil.

Sudah seharusnya pemanfaatan teknologi menjadi bagian integral dari suatu layanan kesehatan. Sampai saat ini, penggunaan alat dan aplikasi kesehatan terus meningkat di seluruh dunia dan terbukti dapat mendukung berbagai kebutuhan kesehatan [1]. Mulai dari hadirnya telemedicine sebagai media baru untuk melakukan konseling jarak jauh bersama dokter, hingga penggunaan robot sebagai alat bantu pada suatu tindakan operasi [2]. Kedua hal ini setidaknya dapat mencerminkan bahwa tidak dapat dihindari lagi suatu pemanfaatan teknologi akan dan terus diterapkan bahkan semakin masif lagi. Melihat kecenderungan ini, pemanfaatan teknologi di lain sisi mengundang suatu permasalahan yang cukup serius. Ketergantungan yang lebih besar pada alat digital berpotensi meningkatkan kesenjangan antara orang yang memiliki keterampilan dan akses ke alat digital dan orang yang tidak memiliki keterampilan dan akses ke alat digital. Dengan demikian hal ini akan membentuk suatu kesenjangan kesehatan karena melibatkan dua aspek individu yang sangat berlawanan [1]. Hadirnya suatu kesenjangan kesehatan juga tentu dapat berimplikasi pada perkembangan lapisan-lapisan spektrum masyarakat. Pada kenyataannya, orang yang memiliki keterampilan dan akses pada alat-alat digital cenderung berada pada lapisan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas dan di lain sisi, orang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah cenderung belum memiliki keterampilan dan akses pada alat-alat digital. Tentu hal ini akan berdampak pada orang yang memiliki keterampilan dan akses dapat lebih siap dan dapat memitigasi kebutuhan akan kesehatan yang lebih cepat, dan orang yang tidak memiliki keterampilan dan akses akan lebih lama dan tidak siap jika dihadapkan dengan permasalahan kesehatan. Hal ini pasti akan berdampak pada perkembangan lapisan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, penangan permasalahan mengenai pemanfaatan dan transformasi teknologi kesehatan harus dilakukan secara holistik untuk harus mengakomodasi kebutuhan dari setiap lapisan masyarakat.

Pada dasarnya suatu layanan kesehatan bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan akan kesehatan dari tiap lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pada turunannya setiap bagian dari pelayanan kesehatan harus berpegang pada prinsip yang sama untuk mengakomodasi kebutuhan akan kesehatan dari tiap lapisan masyarakat [3]. Hal ini harus menjadi nilai utama yang terus menjadi acuan awal dalam setiap praktek pelayanan kesehatan dan tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun. Hal tersebut sama berlakunya dengan transformasi teknologi kesehatan. Suatu transformasi teknologi kesehatan harus berpegang pada prinsip yang sama untuk mengakomodasi kebutuhan akan kesehatan dari setiap lapisan masyarakat agar dapat menjangkau setiap kebutuhan dan mencegah terjadinya suatu kesenjangan kesehatan [4] Selanjutnya, suatu transformasi teknologi kesehatan harus memiliki arah penggunaan dan pemanfaatan yang jelas [5,6]. Transformasi teknologi kesehatan tidak hanya menimbulkan berbagai permasalahan di kalangan masyarakat, tetapi juga dari kalangan klinisi. Pada prakteknya, penyedia layanan kesehatan seperti dokter, perawat, dan staf klinis lainnya mengalami hambatan yang dapat dikategorikan menjadi tiga sub-tema: hambatan terkait tugas, hambatan perawatan pasien, dan hambatan sistem [5]. Hambatan terkait tugas mengacu pada suatu hambatan yang dialami penyedia layanan kesehatan yang melibatkan perubahan alur kerja, penggunaan sistem, dan lainnya seperti penggunaan rekam medis elektronik. Hambatan perawatan pasien didefinisikan sebagai suatu hambatan yang berkaitan tentang segala isi interaksi antara penyedia layanan kesehatan dan pasien. Pada kecenderungannya praktek pelayanan kesehatan saat ini mulai beralih pada interaksi tidak langsung antara penyedia dan pasien sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang akurasi dan ketersediaan informasi yang memadai untuk menentukan keputusan-keputusan medis. Masalah hambatan sistem  didefinisikan sebagai suatu permasalahan yang terkait dengan tampilan dan pengoprasian media-media digital sebagai alat bantuk pelayanan kesehatan seperti sistem Plataran Sehat yang diluncurkan oleh Kemenkes. Tentu hambatan-hambatan ini harus dapat diatasi melalui suatu metode yang mengatur tata cara dan mekanisme secara spesifik serta melalui kolaborasi yang baik antar aspek individu yang terlibat dalam praktek pelayanan kesehatan. Selanjutnya, suatu transformasi teknologi kesehatan harus bisa menyediakan opsi cadangan agar suatu layanan kesehatan dapat terus berjalan apabila pada akhirnya suatu teknologi layanan kesehatan tidak dapat beroperasi. Opsi cadangan tersebut harus dapat mengakomodasi semua jenis transisi yang dibutuhkan dari pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi menjadi suatu layanan kesehatan yang dapat beroperasi tanpa bantuan teknologi seminimal-minimalnya sampai bantuan teknologi dapat tersedia kembali sehingga suatu pelayanan kesehatan dapat terus berjalan. 

Transformasi teknologi kesehatan adalah suatu keniscayaan yang akan terus terjadi sebagai buah dari perkembangan teknologi secara keseluruhan. Transformasi teknologi kesehatan harus dapat melakukan lompatan-lompatan besar untuk bisa terus mengakomodasi setiap kebutuhan akan kesehatan dari setiap lapisan masyarakat dan mencegah terjadinya kesenjangan kesehatan. Akan tetapi dalam prakteknya, kita juga harus sadar bahwa suatu transformasi teknologi kesehatan juga pasti akan dihadapi dengan berbagai permasalahan yang harus diatasi. Mulai dari permasalahan aksesibilitas dari masyarakat hingga permasalahan mengenai keterampilan dari penyedia layanan kesehatan. Upaya penyelesaian permasalahan tersebut harus dikaji secara holistik dan dengan jalan keluar yang terperinci dan proses pelaksanaan yang kolaboratif sehingga dapat menghasilkan jawaban yang faktual dan dapat diterapkan. Pada akhirnya, suatu transformasi teknologi kesehatan harus dapat membawa Bangsa Indonesia pada suatu kemajuan dan kesejahteraan.

  1. Sieck CJ, Sheon A, Ancker JS, Castek J, Callahan B, Siefer A. Digital inclusion as a social determinant of health. NPJ Digital Medicine. 2021 Mar 17;4(1).

  2. Alessa T, Abdi S, Hawley MS, de Witte L. Mobile Apps to Support the Self-Management of Hypertension: Systematic Review of Effectiveness, Usability, and User Satisfaction. JMIR mHealth and uHealth. 2018 Jul 23;6(7):e10723.

  3. Krumwiede KA, Van Gelderen SA, Krumwiede NK. Academic-Hospital Partnership: Conducting a Community Health Needs Assessment as a Service Learning Project. Public Health Nursing. 2014 Oct 13;32(4):359--67.

  4. Rafighi E, Poduval S, Legido-Quigley H, Howard N. National Health Service Principles as Experienced by Vulnerable London Migrants in "Austerity Britain": A Qualitative Study of Rights, Entitlements, and Civil-Society Advocacy. International Journal of Health Policy and Management. 2016 May 8;5(10):589--97.

  5. Stoumpos AI, Kitsios F, Talias MA. Digital Transformation in Healthcare: Technology Acceptance and Its Applications. International Journal of Environmental Research and Public Health [Internet]. 2023;20(4). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9963556/

  6. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten New World Selengkapnya
    Lihat New World Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun