Mohon tunggu...
Wartakastrat
Wartakastrat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kastrat

Dalam upaya publikasi atau ekspansi informasi guna meningkatkan pengetahuan masyarakat, Departemen Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) membentuk suatu fungsi yang bernama Wartakastrat. Fungsi ini bergerak dalam bidang penulisan artikel atau kajian populer yang dipublikasikan melalui media berita online.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Muda dan Climate Change: Transformasi Pemikiran Melalui Intellectual Renaissance

31 Mei 2024   21:46 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis: Putu Mei Andian Rahma Dani

Memasuki era globalisasi yang dinamis, kemajuan sebuah bangsa tentu akan bergantung pada kualitas pemikiran generasi mudanya. Oleh karena itu, penting untuk membentuk generasi yang inovatif dan visioner, yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan solusi kreatif dan pandangan jangka panjang. Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FK Unud, melalui salah satu programnya yakni sekolah kastrat 2024 yang bertemakan "Intellectual Renaissance: Advancing National Enlightenment by Shaping Future Thinkers" menjadi relevan dalam konteks ini, karena menekankan pada kebangkitan intelektual yang mendorong pencerahan nasional melalui pembentukan pemikir masa depan. Topik utama yang diangkatkan dalam program ini yaitu climate change. Climate change, sebuah kalimat yang sering terdengar oleh semua kalangan. Namun, sudah kah kita paham apa itu climate change? Apa hubungannya dengan kita sebagai mahasiswa? lalu apa benang merah antara climate change dengan Intellectual Renaissance? Mengapa hal ini relevan?

Climate change mempunyai makna yang beragam untuk setiap orang, tapi pada umumnya climate change merupakan perubahan signifikan dalam kondisi cuaca jangka panjang yang mempengaruhi kehidupan di bumi dengan mencakup peningkatan suhu, naiknya permukaan laut, dan perubahan curah hujan, di kutip dari data BMKG climate change telah membuat suhu rata-rata di Indonesia meningkat cukup signifikan yakni sebesar 0,8% selama 50 tahun terakhir dan ini diperkirakan akan terus meningkat, mencapai 1,5% hingga 2% pada akhir abad ke-21. Hal tersebut menjadi urgensi utama mengapa generasi muda perlu mempunyai keterampilan lebih untuk berupaya menangani permasalahan seperti ini. Lalu keterampilan/ upaya apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda? Apakah hal itu akan berdampak?

Mari kita kembali ke topik awalan terlebih dahulu untuk bisa menjawab pertanyaan diatas. Intellectual Renaissance akan mendorong generasi muda untuk berpikir mendalam, menemukan solusi kreatif, dan mengambil tindakan nyata terhadap isu-isu mendesak, termasuk climate change. Ini relevan karena perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar abad ini, yang memerlukan pendekatan multidisiplin dan kolaboratif. Dengan mengedepankan intelektualisme, kita dapat membangun kesadaran, pengetahuan, dan strategi yang diperlukan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Penelitian oleh Tim Puslitbang Dikti Kemendikbud (2018) menemukan bahwa 36,8% mahasiswa  di Indonesi memiliki tingkat berpikir kritis yang rendah. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa belum mencapai tingkat berpikir kritis yang optimal. Padahal, kemampuan berpikir kritis adalah fondasi penting dalam mengatasi masalah kompleks seperti perubahan iklim. Intellectual Renaissance bertujuan untuk memperkuat kemampuan berpikir kritis ini melalui pendidikan yang mendorong eksplorasi mendalam dan interdisipliner.

Melalui program sekolah kastrat ini, dengan tujuan meningkatkan kapasitas intelektual generasi muda, kita bisa memperkuat kemampuan mereka untuk menganalisis data ilmiah, mengevaluasi risiko lingkungan, dan mengembangkan solusi inovatif yang berbasis pengetahuan. Misalnya, dalam konteks perubahan iklim, mahasiswa yang mampu berpikir kritis dapat lebih baik dalam memahami dampak emisi karbon, mengevaluasi kebijakan lingkungan, dan berkontribusi dalam penelitian yang mencari solusi berkelanjutan.

Oleh karena itu, Intellectual Renaissance tidak hanya penting untuk pengembangan intelektual individu, tetapi juga krusial dalam membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim. Upaya untuk meningkatkan tingkat berpikir kritis di kalangan mahasiswa akan mempersiapkan mereka untuk berperan aktif dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun