Caleg Bondowoso Jual Ginjal, Ini Dampaknya Bagi Tubuh
Oleh : Staf Departemen Kastrad BEM KM FK Unjani (Regita Khaliska Larasati)
Sangat disayangkan melihat bahwa seorang calon legislatif (caleg) seperti Erfin Dewi Sudanto merasa terpaksa melelang ginjalnya untuk mendapatkan dana kampanye. Tindakan tersebut tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat membahayakan kesehatannya. Ginjal memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan tubuh, dan tindakan melelangnya dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan Erfin.
Selain itu, seharusnya proses demokrasi tidak melibatkan tindakan ekstrem seperti ini. Dana kampanye yang besar seharusnya tidak menjadi satu-satunya kendala bagi seseorang untuk ikut serta dalam proses politik. Pentingnya transparansi dan keadilan dalam pemilihan umum haruslah menjadi prioritas, sehingga setiap calon memiliki kesempatan yang setara untuk bersaing tanpa harus melakukan tindakan ekstrem yang merugikan kesehatan dan martabat diri sendiri.
Sebaiknya, masyarakat dan pihak berwenang perlu menanggapi kasus ini dengan serius dan mencari solusi untuk memastikan bahwa partisipasi dalam politik tidak menjadi beban finansial yang tidak mampu ditanggung oleh calon legislatif. Peningkatan transparansi, regulasi yang lebih baik terkait dana kampanye, dan pendekatan yang lebih adil dalam sistem politik dapat membantu mengatasi masalah ini secara lebih efektif.
Sangat disayangkan melihat bahwa tindakan melelang ginjal atau bahkan menjual ginjal menjadi alternatif bagi beberapa individu yang menghadapi kesulitan ekonomi. Meskipun alasan-alasan seperti waktu pemulihan yang relatif singkat dan bayaran yang cukup besar mungkin membuatnya terlihat sebagai solusi sementara, tindakan ini membawa risiko serius terhadap kesehatan dan menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam.
Penting untuk diingat bahwa ginjal merupakan organ vital dengan fungsi penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Menjual ginjal bukanlah pilihan yang aman dan seharusnya tidak dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah ekonomi. Selain itu, ada risiko kesehatan yang signifikan dan implikasi jangka panjang yang perlu dipertimbangkan, seperti risiko infeksi, masalah perdarahan, dan komplikasi medis lainnya.
Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya menjual organ tubuh dan memberikan dukungan ekonomi kepada masyarakat yang membutuhkan, tanpa mengharuskan mereka untuk mengorbankan kesehatan mereka. Pendidikan mengenai kesehatan ginjal, kampanye donor organ yang etis, serta upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan bantuan ekonomi dapat menjadi langkah-langkah penting untuk mengatasi permasalahan ini.
Informasi yang disampaikan oleh Firman (Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya) menunjukkan bahwa risiko jangka panjang setelah melakukan donor ginjal sangat serius. Menurutnya, penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) sebesar 25% hingga 40% dalam 15 tahun setelah donor merupakan konsekuensi yang dapat menyebabkan gagal ginjal stadium akhir. Ini adalah kondisi yang sangat serius dan membutuhkan perhatian medis yang mendalam.
Selain risiko fisik, dampak psikologis juga perlu diperhatikan. Cemas dan khawatir terhadap masalah kesehatan yang mungkin timbul di kemudian hari dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan aspek kesehatan mental pasca donor, termasuk memberikan dukungan psikologis yang memadai kepada para donor.