Mengejutkan, Kisah Anak Rantau yang Menemukan Tumor di Tubuhnya Akibat Sering Konsumsi Junk Food
Oleh: Staff Departemen Kastrad BEM KM FK Unjani (Hayfa Ghassani Rahmat)
Pola hidup sehat merupakan landasan penting untuk mencapai kesejahteraan fisik dan mental. Dalam era modern yang penuh tantangan ini, kesadaran akan arti pentingnya pola hidup sehat semakin meningkat. Kebiasaan sehari-hari, termasuk pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres, dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup kita.Â
Melalui upaya menjalani pola hidup sehat, kita dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit, dan mencapai keseimbangan yang holistik dalam kehidupan sehari-hari.Â
Bagi anak kos, menjalani pola hidup sehat seringkali menjadi tantangan yang nyata. Dalam lingkungan yang dinamis dan seringkali sibuk, prioritas kesehatan seringkali terabaikan.Â
Dalam keseharian yang serba sibuk, anggaran dan waktu yang terbatas, serta ketersediaan opsi makanan yang praktis, kecenderungan untuk mengandalkan makanan cepat saji atau junk food menjadi pilihan yang mudah. Meskipun memberikan kenyamanan, kebiasaan makan junk food anak kos dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan mereka.
Hal ini dialami oleh seorang mahasiswi bernama Uliyana Indah yang merantau dari Riau ke Jogja untuk berkuliah. Ia berbagi pengalamannya tersebut melalui media sosial TikTok, dan kini videonya telah ditonton sebanyak 6,4 juta kali.Â
Setiap hari, Uli menyantap makanan cepat saji atau junk food seperti seblak, bakso pedas, gorengan, dan mi instan. Untuk minuman pendampingnya, ia selalu memilih es teh atau es krim, dan sangat jarang mengonsumsi air putih. Uli juga hanya makan nasi sekali dalam sehari.Â
Pola makannya yang buruk ini pun akhirnya mengakibatkan Uli jatuh sakit. Ia demam tepat dua hari sebelum muncul benjolan di bagian lehernya. Awalnya ia mengira itu hanya benjolan biasa, tetapi benjolan tersebut tidak kunjung hilang padahal sudah dua hari berlalu.Â
Uli yang sedikit panik pun pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Menurut dokter, benjolan yang ada di lehernya merupakan pembengkakan kelenjar getah bening sehingga ia disuntik menggunakan antibiotik dan diberi obat untuk dikonsumsi.Â
Uli rutin mengonsumsi obat hingga habis, tetapi benjolannya tidak kunjung hilang sampai akhirnya ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis onkologi.Â