Kasus misterius yang mengguncang Indonesia beberapa tahun lalu kini kembali memikat perhatian publik. Jessica Kumala Wongso, yang dikenal sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dengan menggunakan sianida, kini menjadi pusat perhatian lagi setelah beberapa tahun menjalani hukuman penjara.Â
Kasus yang terjadi 7 tahun silam kembali mencuat ke permukaan setelah Netflix resmi merilis film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso pada Kamis, 28 September 2023.Â
Kasus ini kembali dalam berita dengan gelombang kontroversi baru yang menimbulkan pertanyaan tentang keadilan, misteri di balik kematian Wayan Mirna Salihin, dan apa yang sebenarnya terjadi di meja kafe pada hari tragis tersebut.
Lantas, apa itu racun sianida yang mematikan?
Sianida adalah senyawa kimia beracun yang terdiri dari atom karbon (C) dan nitrogen (N) yang terikat secara kuat. Senyawa ini sangat beracun bagi manusia dan hewan ketika terpapar dalam jumlah yang cukup besar. Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebutkan bahwa sianida adalah senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal.
Sianida dapat ditemukan dalam beberapa bentuk, yakni :
1. Hidrogen Sianida :
Racun berbentuk cairan berwarna biru pucat atau tidak berwarna di suhu kamar dan gas tidak berwarna di suhu lebih tinggi serta beraroma almond yang pahit. Hidrogen Sianida digunakan sebagai senjata kimia, pembunuhan massal, kasus bunuh diri, hingga senjata perang.
2. Natrium dan kalium sianida :
Berbentuk bubuk putih dan beraroma pahit, seperti almond.
Umumnya, sumber paparan sianida berasal dari makanan, rokok, polusi, hingga ruangan dengan ventilasi buruk. Sebagian besar senyawa dengan kandungan sianida digunakan sebagai pestisida dan fumigan, plastik, pelapisan listrik, pengembangan foto, dan pertambangan. Keracunan sianida bisa terjadi saat seseorang terpapar sianida, baik melalui kontak dengan kulit, menghirup, maupun menelan sianida.
Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada seseorang yang bekerja di bidang berikut :
1. Fotografi
2. Pertanian
3. Pengolahan logam
4. Pertambangan
5. Pengolahan plastik, kertas, dan kain
6. Pewarnaan
7. Pembuatan perhiasan
8. Kimia
Jangan salah, ternyata sianida tidak hanya berupa racun saja tetapi ada beberapa bahan makanan yang secara alami mengandung senyawa sianida di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa jenis makanan dan buah yang secara alami mengandung atau menghasilkan sianida:
1. Singkong
Singkong bisa berbahaya apabila dikonsumsi dalam kondisi mentah, terlalu banyak, atau diolah dengan cara yang salah. Ini karena singkong mengandung bahan kimia yang disebut glikosida sianogenik, yang dapat melepaskan zat sianida dalam tubuh saat dikonsumsi.
2. Apel
Di bagian tengah apel, terdapat biji-biji kecil berwarna hitam yang mengandung zat amigdalin. Nah, saat berinteraksi dengan enzim pencernaan, zat ini akan melepaskan sianida. Namun sianida yang terkandung tidak akan menyebabkan keracunan karena kadarnya masih dalam jumlah kecil.
3. Kacang almond
Kacang almond pahit yang mentah memiliki kandungan amigdalin glikosida, yaitu zat kimia yang dapat melepaskan racun sianida saat dikonsumsi. Agar tetap aman dikonsumsi, kacang almond harus melalui proses pengolahan, seperti dipanggang atau direbus, karena cara ini dapat mengurangi kadar sianida dalam almond.
Reaksi Tubuh saat Terpapar Sianida melalui Makanan
Seseorang yang tidak sengaja mengonsumsi makanan yang mengandung sianida akan mengalami gejala keracunan sianida yang beragam, antara lain:
1. Mulut Berbusa
Sianida adalah senyawa kimia yang sulit terdeteksi melalui makanan karena tidak memiliki bau khas yang mudah dikenali; sering kali hanya berbau seperti aroma almond yang samar. Akibat konsumsi makanan yang terpapar sianida, seseorang mungkin akan mengalami pusing, kejang, dan akhirnya menghasilkan busa dalam mulut.
2. Kerusakan pada Sel-Sel Tubuh
Sianida merupakan senyawa beracun yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh ketika tertelan tanpa sengaja. Racun sianida menghambat aktivitas enzim cytochrome-x-oxidase yang berada di mitokondria. Enzim ini bertanggung jawab dalam pengikatan oksigen yang penting untuk proses pernapasan sel. Sianida dapat mengganggu kerja enzim tersebut, menyebabkan kematian sel-sel tubuh karena kekurangan asupan oksigen.
3. Kegagalan Sistem Tubuh
Sianida memiliki potensi untuk mengganggu berbagai sistem tubuh, termasuk sistem pernapasan, jantung, dan sistem saraf pusat. Saat sianida memasuki tubuh, beberapa gejala awal mungkin muncul sebelum kondisi semakin memburuk. Gejala ini mencakup kelemahan, kebingungan, sakit kepala, mual, sakit perut, sesak napas, kesulitan bernapas, kehilangan kesadaran, kejang, dan bahkan kegagalan jantung.
4. Kesulitan Bernapas
Orang yang terpapar sianida mungkin mengalami muntah-muntah, yang awalnya mungkin mirip dengan gejala umum sakit perut. Kemudian, bersamaan dengan muntah, kesulitan bernapas dapat muncul. Ini disebabkan oleh edema paru-paru, di mana organ pernapasan mulai merespons terhadap paparan sianida.
5. Potensi Kematian
Sianida merupakan bahan kimia yang bekerja dengan sangat cepat dan berpotensi mematikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala keracunan sianida dapat muncul dalam hitungan menit setelah paparan. Keparahan gejala akan bertambah jika paparan sianida lebih tinggi, dan hal ini dapat mengakibatkan kematian. Paparan sianida dalam jumlah besar dapat menghasilkan efek kesehatan yang serius, termasuk kejang, penurunan kesadaran, tekanan darah rendah, cedera paru-paru, denyut jantung melambat, kegagalan pernapasan, yang semuanya dapat menyebabkan kematian.
Pertolongan Pertama ketika Keracunan Sianida
1. Pertolongan Pertama untuk Korban Sadar
Jika korban sadar, segera berikan oksigen medis dengan masker resusitasi pada kecepatan maksimum. Selanjutnya, lakukan penghilangan pakaian yang terkontaminasi dan simpan dalam kantong biohazard yang ditandai "terkontaminasi dengan sianida" hingga dapat dilakukan dekontaminasi. Selanjutnya, cuci kulit yang terkontaminasi dengan air selama minimal 20 menit. Namun, jika korban tidak sadar, periksa jalan napasnya dan bersihkan jika diperlukan, pastikan untuk menggunakan sarung tangan nitril.
2. Pertolongan Pertama jika Korban Tidak Bernapas
Jika korban tidak bernapas, periksa jalan napas dan bersihkan jika perlu gunakan sarung tangan nitril. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung, karena dapat menimbulkan risiko kontaminasi. Lalu, berikan oksigen medis dengan kecepatan maksimum melalui masker resusitasi. Mulailah kompresi dada dan lanjutkan perawatan tersebut sampai bantuan medis tiba. Ketika profesional medis sudah melakukan penanganan, hal ini akan berfokus pada pemberian penangkal sianida. Termasuk hidroksokobalamin, natrium nitrit, atau natrium tiosulfat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H