Mohon tunggu...
Kas Rizal
Kas Rizal Mohon Tunggu... -

Hidup adalah suatu perjalanan yang harus kita lalui dan kita dituntut untuk menulis berbagai peristiwa yang terjadi di kehidupan ini supaya menjadi pembelajaran di masa yang akan datang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Idul Fitri Yang Barokah

11 Agustus 2014   06:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:52 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika keyakinan sudah mulai memudar, disela itu pula harapan menunjukkan kejauhannya dan tuah malang sudah datang menghampiri kehidupan. Terkadang ingin lari dari permainan kehidupan namun permainan ini harus dimainkan dengan pameran yang di inginkan.

Pameran utama menjadi korban tragis kehidupan, mengecewakan bahkan hilang akan harapan. Namun ketika harapan itu sudah menjadi bayang-bayang hanya seutas do’a menjadi pemegang teguh melanjutkan kehidupan. Hanya berharap tuah malang berubah menjadi kebahagiaan.

Kehidupan berlanjut harapan telah menjadi abu dan abu diterpa oleh angin hingga hilang tak berbekas yang tertinggal hanya butiran-butiran dan sisa-sisa yang berterbangan, yang dilema tak tahu arah menuju, tak tahu jalan melangkah dan hilang musnah.

“Pelangi Mulai Menampakkan keindahannya ketika hujan hilang menerpa” ketika ketidak percayaan hilang, keyakinan memudar dan harapan sudah menjauh, nampaknya Allah SWT ingin menghibur dengan munculnya cahaya ditengah kegelapan malam, ingin menampakkan ke Maha Rahman dan Rahimnya. Tak ingin mengecewakan hamba ketika berdo’a dan selalu mengabulkan do’a tiap-tiap hamba yang meminta padanya, tiada kesedihan yang selalu Allah SWT berikan selalu hal yang baik dari yang terbaik yang telah ia tetapkan. Terkadang kita sebagai insan terlalu munafik dan tak pernah bersyukur atas rencana dan rahmat yang telah tuhan berikan. Kita sebagai manusia hanya bisa menilai disisi kemanusiawian dan tak pernah berpikir disisi yang lain, namun tuhan telah memiliki rencana yang akurat, baik dan bahkan yang terbaik buat hambanya.

Dihari kemenangan bagi tiap-tiap orang-orang yang beriman disitulah puncak kebahagiaan setiap muslim. Sungguh kebarokahan Idul Fitri telah menyadarkan bahwa sungguh harapan tak pernah hilang, selalu ada kebahagiaan dibalik kesusahan.

Dari kejauhan dan sayup-sayup takbir sudah mulai hilang, lebaran sudah hampir satu minggu terlewati, alunan suara motor membisingkan pendengaran, gerimis membasahkan malam, kelihatan dari kejauhan rumah sederhana, pagar yang telah menua bahkan sudah tak mampu melindungi perkarangan membuat motor kami menerobos masuk ke dalam. Mental seorang bujangan yang takut-takut berani dengan berat rasa mengucap salam “Assalamualaikum wr.wb” ujar seorang pemuda sederhana, menggunakan baju kemeja dan bercelana levis itulah aku. “WaalaikumSalam wr.wb” balasan ucapan salam dari tuan rumah, seorang ibu mengenakan kain berjilbabkan handuk melirik kedepan pintu.

Aku dan sahabatku memasuki rumah terlihat tuan rumah sudah menanti dan kami dipersilahkan untuk duduk. Rumah beton yang berdinding semen serta dihiasi dengan foto-foto keluarga disekelilingnya dan sekarang kami duduk diruang tamu bersandar didinding rumah.

Seorang Ibu sebut saja namanya Aina, dia adalah peradik dengan bapak saya, kebolehan mendatangin rumahnya karena kami peradik. Adat dikampung kami jika peradik satu nenek laki-laki dan perempuan maka boleh atau sah untuk nikah atau boleh didatangi, namun jika peradik nenek perempuan dan perempuan atau laki-laki dan laki-laki maka tidak boleh atau tidak sah untuk nikah atau didatangi. Ibu Aina memiliki seorang anak gadis yang bernama Mey, seorang gadis yang bersekolah disalah-satu pesantren dikota Bangko, gadis yang baik, hebat ilmu agama serta sopan dalam bersikaf.

Selang waktu berjalan kami berbincang-bincang ibu Aina, anaknya Mey pulang dan langsung mengambil posisi duduk disamping ibunya. Memang kebiasan bahkan adat-istiadat didesa bahwa jika anak laki-laki kerumah maka anak perempuannya harus bersama orang tua perempuannya dan biasanya para anak bujangan terkadang lebih banyak berbincang dengan orang tua dibandingkan dengan anaknya, karena biasanya anak perempuan pemalu dan tak banyak bicara ketika ia bersuwa dengan laki-laki.

Malam ini memang kami mendatangi rumah Mey dengan niat untuk bersilaturrahim dengan orang tuanya serta melihat anak gadisnya. Telah lama aku dirantau dan sudah setahun sudah tak bertemu mungkin perubahan sudah banyak terjadi padanya begitu juga denganku. Hanya kebahagiaan yang bisa kupetik malam ini, bisa kembali berjumpa.

Kini penghujung libur sudah mulai berbunyi seperti alrm pemberitahuan dan aku harus pergi meninggalkan kampung halaman, hanya berharap hal seperti ini bisa terulang lagi. Namun terkadang rasa takut mulai menghantui diriku, kalau-kalau anak mamakku nanti juga diambil orang lain, karena kebanyakan anak mamakku sudah memiliki suami semua tinggallah aku yang katanya punya anak mamak yang banyak malah banyak yang menghindar denganku. Seandainya nanti anak mamak yang terakhir ini juga diambil orang lain, terpaksa aku harus mencari orang lain dan mungkin menikah dirantau. Namun harapan semoga jodoh mempertemukan kami dengan cinta dan kasih sayang yakni cinta dan kasih sayang yang dicintainya. Cinta yang membawa kebarokahan dalam kehidupan, bukan cinta nafsu, bukan cinta harta bahkan kecantikan tapi, cinta ketulusan. Tulus menerima apa adanya dan berharap mendapat cintanya yaitu cinta yang diridhoinya.

Semua telah diatur, Jodoh, Rizki dan Kematian telah disusun sedemikian rinci dan detail dan tak sedikitpun ada yang dirugikan, semua telah terencana sedemikian rupa dan aku hanya seorang pemain kehidupan yang tetap berusaha, berdo’a dan ikhtiar dan kesemuanya itu aku serahkan kepada Allah SWT tuhan yang maha adil, pengasih dan penyanyang. Pemberi segala pinta, menerima segala do’a penuntun kejalan kebaikan.

Kebahagiaan bukan dilihat seberapa hebat kita mendapat wanita idaman, namun bagaimana kita bahagia menunggu wanita idaman datang untuk dihibahkan, bukan jalan pacaran tapi, jalan pernikahan.

Rintihan terkadang mengusik mimpi indah, bisa atau tidak menjadi satu dalam drama kehidupan ini. Aku yakin dan percaya tuhan telah menyiapkan kejutan-kejutan yang tak pernah kita duga dan aku siap menunggu kejutan-kejutan yang akan engkau berikan.

Jika nanti sudah waktunya aku minta dimudahkan dalam segala urusan hidup, selamatkan diri dari dunia hingga akhirat dan izinkan aku membersihkan hati untuk ikhlas dalam menjalani kehidupan.

Tulisan mengalir begitu saja, tak sadar jemari ini menepis satu-persatu tombol keyboard Computer, tulisan ini mengalir begitu saja hanya untuk menyimpan kesan sehingga menjadi kenangan.

Mungkin aku tak banyak bicara karena, aku tak pandai berbicara yang baik. Hanya tulisan yang bisa mewakili setiap detik curahan hati dan pemikiran. Tak ada niat untuk membuat pembaca kecewa, namun itulah yang dapat aku tuliskan. Semoga dirimu bisa menilai tulisan ini. Tak banyak yang bisa kutuliskan tentang dirimu karena aku mungkin tak begitu jauh mengenal dirimu jika dirimu berkenan izinkan aku berteman denganmu lebih jauh lagi. Mungkin bagi diriku satu musuh terlalu banyak dan seribu teman itu sedikit maka aku ingin mencari teman yang lebih banyak, supaya bisa banyak belajar, berbagi pengalaman dan pemikiran sehingga apapun hal buruk yang telah terjadi pada diri kita masing-masing supaya tidak terjadi pada diri kita atau teman kita.

Tidak ada maksud apapun dari tulisan ini hanya sekedar penghibur dikala bosan, penghilang kejenuhan dan kecapean. Mungkin bisa menjadi bacaan buat dirimu jika ada waktu kosong.

Mohon ma’af jika dalam tulisan ini terdapat banyak kata-kata yang tidak tepat ataupun menyinggung perasaan, mungkin ketika dirimu membaca tulisan ini aku sudah berangkat, kuharap dirimu bisa memaklumi tulisan ini terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun