ABRASI di aliran Sungai Rokan, Kabupaten Rokan Hilir semakin mengkhawatirkan dan menjadi ancaman serius bagi warga. Termasuk juga menjadi ancaman daerah-daerah yang menjadi sentra produksi di daerah tersebut. Di sebuah desa, namanya Desa Teluk Pulau Hilir, surau tempat masyarakat melakukan ibadah suluk, sedikit lagi dimakan abrasi. Bahkan jaraknya sudah sangat dekat sekali, hanya beberapa meter saja. [caption id="attachment_226510" align="alignleft" width="300" caption="Jembatan Jumrah Terancam Ambruk (riauterkini.com)"][/caption] Sementara kolom dan sumur surau, sudah duluan di makan abrasi. Begitu juga tanaman-tanaman lainnya, seperti kelapa, pohon mangga dan lain-lain. Kondisi serupa juga bisa terlihat di desa-desa lainnya yang dilintasi sungai tersebut. Sebut saja desa Muktijaya. Akibat abrasi, sebagian besar masyarakat khususnya para petani telah kehilangan lahan pertanian. Karena sudah runtuh dan telah berubah menjadi pantai. Sebuah jembatan yang melintasi sungai Rokan, juga terancam ambruk. Sebab abrasi terus menggerus abutment jembatan yang terdapat di Desa Jumrah, Kecamatan Rimba Melintang. Bahkan tergerus satu meter saja lagi, jembatan tersebut bisa ambruk. Sebab loaning dan plat injak jembatan sudah terputus. Terus bagaimana sikap pemerintah setempat, pada november 2012 lalu, lewat situs koranriau.co.id saya membaca, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, hanya meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) pusat untuk melakukan pengkajian terhadap Abrasi yang kerap mengikis daratan di wilayah tersebut. Hanya gitu doang dan sepertinya belum ada upaya tindakan nyata, sementara masyarakat sudah dihadapkan dengan ancaman abrasi, baik rumahnya maupun lahan pertanian. Seorang tokoh masyarakat setempat mengaku, memang banyak orang-orang yang mereka tidak kenal berdatangan, tapi hanya foto-foto doang, tapi tak jelas, seperti apa kelanjutan solusinya. Untuk itu, tolonglah pemerintah, cepat atasi abrasi di sepanjang aliran sungai Rokan itu. Kasian masyarakat di sana.. ...pleas deh.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H