Mohon tunggu...
Kasmantoni Man
Kasmantoni Man Mohon Tunggu... -

MENCINTAI BAHASA DAN AGAMA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ungkapan Implikasi Psikologis

3 Oktober 2016   11:24 Diperbarui: 3 Oktober 2016   11:35 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Anak terjatuh dipinggiran sungai, terlihat barang-barng yang telah ia bersihkan hancur berantakan nyaris tak bersisa.  Karena barang-barang itu terbuat dari kaca, dengan penuh rasa ketakutan anaknya  pulang dengan wajah penuh kecemasan, sambil memangku pecahan piring dan badan penuh berlumuran darah. Setibanya dirumah ia termangu dibelakang pintu. Tiba-tiba ayahnya keluar dengan tanpa disadari melihat anaknya dengan seonggok piring pecah dan berlumuran darah. Lalu ayahnya bilang kenapa ananda nak, Santi jatuh ya, jawabnya mengeluh sembari mengarahkan pandangannya kearah piring pecah, lalu ibuknya bilang kamu kurang hati-hati, sudah tahu jalannya licin. Lalu ayahnya mengarahkan wajahnya kearah ibunya sambil meletakkan telunjuk kemulut dengan suara siiit. Mama kata papanya gak usah begitu inikan sudah hancur tak mungkin kembali utuh lagi. Ya biarkan saja, kalau mama marah dengan anak kita, terlalu banyak kita rugi.

Pertama barang kita sudah hancur, kedua anak kita kena marah sudah barang tentu ia akan sakit, sudah ia capek, ketika mama marah juga akan membuat mama menjadi kurang sehat, tertekan jadi akhirnya kita semua mengumpulkan penyakit. Begini saja yang sudah terjadi kita relakan tak mungkin ia utuh kembali, anak kita tidak ketakutan tertekan, ia  dan kita tetap baik-baik saja. Kita pakai saja yang masih ada, kalau ada uang kita beli lagi, mungkin ada hubungannya bisa karena kita kurang berbagi sesama, oh gitu ya pa, ya karena didalam harta kita juga ada hak orang lain, okelah kalau begitu pa mama mandikan anak kita baru kita bawa kedokter, lalu ibunya menjemput putrinya, nak mandi dulu sayang papar ibuknya, kita sarapan baru kita bawa kedokter sayang ya, gak masalah kalau sudah pecah  tidak apa –apa nak nanti kalau ada rezeki kita beli lagi. Makasih mama kata anakknya santi juga mohon maaf, tadi tempat mandi terlalu ramai akhirnya jalan licin luar biasa papar santi, gak masalah nak mungkin kita harus banyak berbagi, kata papanya bulan depan abis gajian kita berbagi kepanti asuhan, ya ma makasih

Semoga Bermanfaat

Pendem-Batu (Malang) 1 Oktober 2016

Sabtu Pukul  07.46

Kasmantoni, M.Si

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun