Model 4C (Connection, Challenge, Concept, Change)
Connection
Pada pekan ini saya telah mempelajari modul 3.3 tentang Pengelolaan Program Berdampak pada Murid, pada pembelajaran kali ini kami CGP melaksanakan presentasi dalam ruang kolaborasi bersama dengan CGP lain dalam kelompok yang didampingi oleh fasilitator. Kelompok mempresentasikan sebuah program atau kegiatan sekolah yang dapat dilaksanakan di sekolah terkait dengan mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid untuk menjadikan murid sebagai pemimpin dalam pembelajarannya sendiri. Selanjutnya melaksanakan refleksi terbimbing dan dilanjutkan dengan demostrasi kontekstual dimana merancang sebuah program atau kegiatan sekolah dengan menggunakan tahapan model BAGJA. Model tentang program sekolah yang berdampak pada murid sangat penting untuk diimplementasikan di sekolah karena akan menumbuhkan karakter dan kemampuan aktualisasi diri siswa agar lebih berkembang. Sekolah memberikan fasilitas dan pendampingan pada murid dalam mengembangkan program sekolah agar dapat bermanfaat bagi murid.
Challenge
Pembelajaran pada modul ini memberikan dampak positif bagi CGP dalam mengembangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam bentuk program sekolah yang berdampak pada murid. Pada pembelajaran modul ini mengajarkan kita untuk mampu dalam proses pengambilan keputusan, hal ini dapat memberikan pembelajaran dan latihan kepada murid untuk dapat memecahkan masalah dan mampu dalam pengambilan keputusan. Bahwasannya, murid memiliki kemampuan untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Saya sebagai guru yang mendampingi murid dalam membuat sebuah keputusan akan selalu memberikan arahan dan menggali kemampuan serta potensi mereka dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Concept
Pada pembelajaran modul ini memiliki konsep kepemimpinan murid yang sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan secara positif yang mempengaruhi kehidupan murid dimasa mendatang. Kepemimpinan murid adalah tentang bagaimana murid dapat bertindak secara aktif, dan mampu membuat keputusan serta membuat pilihan yang bertanggung jawab. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
Apa sebenarnya Suara, Pilihan , dan Kepemilikan Murid itu?
1. Suara Murid (voice)Â