Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga mampu memperbaiki lakunya.Â
Oleh karena itu maka seorang guru harus memiliki keterampilan coaching agar mampu membantu menuntuk kodrat (potensi) murid untuk berkembang.Â
Pembentukan komunitas praktisi di lingkungan sekolah sebagai salah satu cara dalam pembentukan kolaborasi pembelajaran, maka seorang CGP juga harus mampu memberikan coaching kepada rekan komunitas praktisi mengenai permasalahan pembelajaran di sekolah.
Coaching model TIRTA memiliki kemudahan dalam menuntun seorang coach untuk membantu mengatasi masalah murid, karena sudah merupakan urutan dan teknik yang tepat sehingga terselesaikan masalah yang dialaminya.Â
Beberapa hal diantaranya untuk menjadi pemimpin pembelajaran yaitu bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan menjadi seoarng coach dalam membantu murid atau rekan guru yang memiliki masalah melalui Teknik coaching.Â
Prinsip coaching sendiri adalah:
- Pendidik (coach) mampu berkolaborasi dengan coachee (murid).
- Coach menuntun, memfasilitasi, memaksimalkan potensi coachee.
- Berfokus pada solusi.
- Berorientasi pada hasil dan sistematis.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu cara pembelajaran yang mendukung dan memperhatikan kebutuhan murid, yaitu melalui diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk/hasil.Â
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi kita juga dapat berkolaborasi melalui pembentukan komunitas praktisi dan komunitas belajar bersama rekan guru di lingkungan sekolah. Salah satu bentuk pembelajaran berdiferensiasi yaitu dengan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional.Â