Keumala Hayati Ke-II di Taman Budaya Banda Aceh. Acara yang bertemakan "Titian Masa Laksamana Keumala Hayati Ke-II" ini dihadiri oleh berbagai utusan dari luar negeri, di antaranya dari Malaysia, Thailand, Filipina, India, Jepang, Nepal, Korea Selatan, dan juga dari Prancis.
Majelis Seniman Aceh (MaSA) menggelar Perayaan Hari Internasional LaksamanaDalam sambutannya, Ketua Panitia yang juga Ketua MaSA, Chairiyan Ramli, mengatakan bahwa acara ini digelar untuk mengenang kembali kisah perjuangan Keumala Hayati, Srikandi Aceh pertama yang menjadi laksamana perempuan pertama di dunia. Beliau memimpin perang Aceh bersama pasukan Inong Balee yang didirikannya, yang berjumlah 2.000 orang, melawan Portugis. Keumala Hayati melanjutkan perjuangan suaminya yang gugur melawan penjajah.
"Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi perempuan Aceh hari ini untuk berkiprah dalam bidangnya masing-masing," pungkas Om Yan, sapaan akrab Bung Chairiyan.
Tanggal 1 Januari 1550 sebagai hari lahir Keumala Hayati diperingati sebagai Hari Internasional mengenang pahlawan perempuan Aceh oleh badan PBB-UNESCO. Tahun ini (2025) adalah perayaan ke-II. Laksamana Malahayati dikenal sebagai pahlawan internasional yang berasal dari Aceh.
Seno Hartono, sebagai perwakilan UNESCO, menyapa hangat para wakil dari negara-negara dunia dan juga komunitas-komunitas yang ada di Aceh serta mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka terhadap terselenggaranya acara ini.
Selanjutnya, Seno mengatakan bahwa perayaan 475 tahun kelahiran Keumala Hayati bertujuan untuk meningkatkan nilai perjuangan, kepemimpinan, dan semangat patriotisme, serta membangkitkan inspirasi dari nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh Keumala Hayati. Momen ini juga bertujuan untuk penguatan nilai-nilai budaya, mempromosikan dialog-dialog perdamaian, serta menegaskan pentingnya sejarah sebagai identitas suatu bangsa.
Acara ini disambut antusias oleh para tamu yang berasal dari pegiat seni, jurnalis, dan juga anak muda Gen-Z Kota Banda Aceh.
Darathun Safa (13) mengatakan terkesan dengan acara ini karena ada pemeran (Zikra Yanti) yang menjadi tokoh Laksamana Malahayati. Walaupun terkesan seram (tegas), pemeran tersebut dinilai bagus dalam menarasikan sosok Keumala Hayati. "Saya jadi tahu lebih banyak tentang sosok Keumala Hayati, pahlawan nasional dari Aceh yang kini menjadi pahlawan perempuan tingkat dunia," ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H