Mohon tunggu...
Siti Hajar
Siti Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Novelis

Write for education and self healing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Anak Berkebutuhan Khusus

22 Juli 2022   17:34 Diperbarui: 24 Juli 2022   06:49 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
slbautisma-yppabukittinggi.sch.id

Qadarullah, saya memiliki anak berkebutuhan khusus. Namanya Dara. Dia gadis kecil yang saat ini berusia 11 tahun. Anaknya yang sangat ceria dan senang berteman. Tidak pernah mau libur sekolah. Setiap sore hari mengajak atau diajak temannya bermain sepeda berkeliling komplek.

Kami baru mengetahui bahwa gadis kami berkebutuhan khusus karena dia terlambat bicara dibandingkan anak yang lahir di tahun yang sama dengannya.

Saat usianya empat setengah tahun kami tidak bisa lagi menanti dan mulai menyadari, bahwa ada ketidaknormalan pada buah hati kami.

Hasil observasi dokter tumbuh kembang anak, Dara dinyatakan anak dengan celebral palsy, adanya kekakuan pada tungkai tangan dan kakinya.

Gerak motorik yang lamban ini berakibat pada kemampuan bicara dan akademisnya. Namun, demikian setelah enam bulan terapi, Dara mulai bisa bicara dan mempu mengikuti perintah yang diberikan gurunya.

Ajaibnya, Dara sadar bahwa saat berjalan dan berlari dia ketinggalan dari temannya, karena ia berjalan dengan kaki yang diseret dan dijinjit, tetapi dia biasa saja. Tidak pernah bertanya, mengapa ia berbeda dengan teman-temannya. 

Bagi Dara kecil sama sekali tidak terganggu dengan keadaan kakinya yang diseret dan dijinjit. Namun, bagi kami sebagai orangtua tentu merasa sedih dengan kondisi anak kami.

Tidak jarang kami meneteskan air mata bukan karena sedih atas keaadaan yang dialami anak kami, tetapi bersyukur dengan sikap Dara yang tetap ceria dengan keadaannya.

Di sini saya merasa belajar banyak dari Dara. Belajar dari anak yang berkebutuhan khusus akan penerimaan dengan kondisi yang Allah beri kepadanya. Dara tidak malu bergaul dengan teman-temannya di sekolah maupun teman-teman di lingkungan tempat tinggal kami.

Bukan tidak jarang dia mendapat tatapan aneh dari orang sekitarnya. Namun, dia memilih tidak mempedulikannya. Memilih teman yang mau bermain dengan temannya. Tetap baik-baik saja, saat ada yang memilih menolak bermain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun