Berdamai dengan Diri Sendiri
Kerapkali kita mendengar sangat mudah memaafkan orang-orang yang membuat kita sedih, terluka dan yang membuat kita kecewa. Sementara sangat sulit untuk memaafkan diri sendiri. Ketika hati terluka yang kadang berulangkali dengan orang yang sama. Orang-orang dekat tanpa mereka sadari hati kita tergores perih. Teman, orang tua, anak bahkan suami atau istri, yang selalu berinteraksi dengan kita tiba-tiba berubah menjadi orang kita benci.
Mungkin saja mereka sama sekali tidak berniat menyakiti, tetapi cara kita menerima keadaan itu mungkin harus dikaji ulang. Apakah benar demikian yang dimaksudkannya. Jangan-jangan maksud mereka di balik itu adalah untuk menjadikan kita lebih baik.Â
Namun apapun itu, awalnya kita pasti merasa sedih. Menganggap mereka sangat kejam. Butuh waktu untuk melewati rasa sakit yang kita alami. Mudah bagi kita memaafkan, konon lagi mereka adalah orang-orang yang sangat dekat dengan kehidupan kita.
Namun pernahkah kamu merasa betapa  merasa sangat bersalah terhadap orang yang telah membuat kalian marah itu. Padahal sudah seharusnya kita yang menyalahkan mereka. Saat menyadari bahwa bisa saja sikap mereka berubah karena kita sendiri yang menyebalkan? Sebenarnya kita yang salah, bukan mereka. Keadaannya menjadi terbalik.Â
Perasaan ini akan memunculkan penyesalan yang sangat besar pada diri sendiri. Makanya saya berusaha untuk segera minta maaf. Permintaan maaf yang tulus ini akan membuat hati saya menjadi lebih tenang. Satu hal lagi yang saya pahami adalah, belum tentu besok saya masih hidup. Jika saya tidak sempat minta maaf, Â maka urusan di dunia seperti ini akan saya bawa mati. Makanya harus segera diselesaikan saat ini juga.
Akhir-akhir ini ada perasaan bersalah yang sering memenuhi pikiran saya. Saya sering merasa kecewa saat apa yang sudah saya rencanakan tidak tercapai.  Saya kadang membuat target-target dalam keseharian saya. Misalnya saat sudah berjanji akan menyelesaikan cerpen yang sudah saya mulai. Namun, karena satu dan lain hal, saya belum menyelesaikan hingga dead line-nya tiba. Sesaat saya sedih dong, karena saya merasa terlalu banyak  membuang-buang waktu. Betapa saya masih sangat lemah dalam mengatur waktu.
Kemudian saya kembali merenungi, apakah alasan saya tidak mencapai target benar-benar disebabkan rasa malas yang berkepanjangan? Atau ada hal lain yang tidak bisa saya hindarkan, sehingga saya tidak bisa fokus untuk menulis yang sudah saya targetkan. Bukan mencari alasan tetapi ini adalah salah satu cara memaafkan diri saya sendiri. Saya berdamai dengan diri saya sendiri. Satu target tidak tercapai, tetapi di sisi lain ada hal lain yang berhasil saya atasi. Harus saya akui bahwa tidak mungkin menyelesaikan banyak kegiatan dalam satu waktu. Saya kembali harus mengatur lagi jadwal menulis saya. Ini hanya sebagai contoh saja, guys....
Selain cara di atas berikut ada beberapa hal yang harus kamu sadari agar mudah memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri.
- Sadarilah bahwa apa yang berlaku pada kita hari ini semuanya sudah ketentuan Allah. Semua dalam perencanaanNya. Bahkan hidup dan mati kita menjadi misteri, tidak ada yang tahu kapan saatnya. Hari ini kita masih sehat-sehat saja, siapa tahu besok kita sudah berada di  alam lain. Kita hanya menjalani dan Allah yang menentukan segalanya. Percayalah  Jika harapan dan keinginan kita belum terwujud berarti itu bukan yang terbaik untuk kita. Allah masih ingin melihat kita berusaha dan berdoa kepadaNya.
- Semua orang pernah melakukan kesalahan. Â Kamu hanya perlu bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Keledai aja enggak mau jatuh dilubang yang sama, kita juga dong!
- Terus berusaha menjadi lebih baik dari ke hari. Perbaiki atitute-mu. Kamu jauh terlihat keren bila memiliki etika. Hargai orang yang kamu cintai sepantasnya. Kamu mencintai mereka, begitupula perasaan mereka kepadamu.
- Beri reward kepada diri sendiri saat telah berhasil menaklukkan hari yang panjang yanatau telah mewujudkan sesuatu yang kamu impikan, bukan hanya capaian telah memiliki suatu benda, tetapi juga termasuk kemampuan soft skill kamu.
- Â Tidak menyalahkan orang lain berlebihan saat kamu terjatuh, sedih dan kecewa. Bercermin dan sadarilah semua dalam perencanaan Allah.
- Jangan bersedih terlalu lama, bangkitlah sesegera mungkin. Abaikan suara-suara sumbang yang tidak bermanfaat. Waktumu terlalu berharga untuk kamu sia-siakan. Don't  sweat the small stuff.
- Jadikan setiap kesalahan sebagai cambukan untuk kamu terus berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
- Bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi dengan dirimu sendiri. Walau kamu menyadari tidak berbuat salah, tetapi meminta maaf lebih dulu tidak akan membuatmu terhina. Dan lagi-lagi sebelum itu, maafkan dirimu sendiri. Peluk dirimu dan ucapkan terima kasih karena sudah bertahan sejauh ini. You will be okey.
- Pergi jauh dari lingkungan yang toksik. Orang-orang yang tidak tulus mendukung usahamu. Kamu bisa simpan ini dalam hati. Suatu saat balaslah dengan kesuksesanmu.
- Sungguh kamu sangat berarti untuk dirimu sendiri. Akhirnya, semoga ini bermanfaat, love your self. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H