Mohon tunggu...
Kakadoki Fransiskus
Kakadoki Fransiskus Mohon Tunggu... -

Maklum saja za pendatang baru di Dunia ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tabrakan Motor di Jalan Raya Kaliurang Polisi Datangkan Brimob ke TKP

14 April 2014   20:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1397456313788203064

[caption id="attachment_303302" align="alignleft" width="266" caption="Ilustrasi"][/caption]

Yogyakarta— Kasus penabrakan kendaraan akhir akhir ini semakin meningkat paskah pemilihan umum (pemilu) legislative 9 april 2014 di berbagi kota termasuk kota Yogyakarta. Kali ini kasus Tabrakan motor yang terjadiantara mahasiswa papua yang kuliah di salah satu univeritas swasta di Yogyakarta dengan pelajar siswa kelas II SMP di Jalan raya kaliurang KM 2, Lampu mera Mirrota Kampus, Sabtu (12/04/2014) pada pukul 21.35 malam.

Kasus tabrakan ini berawal Toni (korban) dan teman temannya hendak pulang setelah makan malam di warung makan di belakang UGM. Warung makan ini kenal baik dengan salah seorang teman korban, sehingga toni dan teman-temannya makan di warung tersebut. Toni dan teman temannya hendak pulang ke kos masing masing karena tempat tinggalnya di daerah mrican depok, sleman Yogyakarta.

Toni dan teman temannya sampai di lampu merah perempatan Mirrota kampus. Lampu lalulintas masih merah, sehingga Toni dan teman-temannya berhenti menunggu lampu kembali hijau. Namun ketikan lampu sudah hijau dan kendaraan didepan mereka telah bergerak maju, Tonny dan teman-temannyapun ikut bergerak maju, sesampainnya Toni di tengah-tengah perempatan, sebuah motor matic (Honda Bead) yang dikendarai oleh dua anak SMP melaju kencang dari arah selatan meskipun lapu lalulintas diarah selatan masih menyalah merah.

Akibat kelalaian kedua anak yang melaju kencang dari arah selatan ini, tabrakan antara motorpun tak dapat terhindarkan lagi, dan akhirnya motor yang dikendarai Toni yang sedang membonceng saudari perempuannya (Aplena) itupun terpental dan dan saudari perempuan yang bersama Toni ini terpental dan akhirnya mengalami kesakitan dibagian punggung belakang, akibat tabrakan tersebut, dan Toni sendiri mengalami luka sobek pada ujung kaki bagian belakang, yang mengeluarkan begitu banyak darah dijalan.

Sedangkan dua anak siswa kelas II SMP salah satu SMP di kota Yogyakarta tersebut mengalami luka ringan di lutut dan tanggan. Sedangkan motor yang ditumpanginnya tidak ada kerusakan, namun salah satu kaca motor rusak.

Setelah kejadian tersebut, Anton bersama teman-temannya mengangkat motor dan parkir di depan Mirrota Kampus, dekat rumah makan KFC. Karena Anton dan teman temannya merasa tidak terima kerena siswa SMP melanggar aturan lalu lintas, maka Motor dan kedua siswa tersebut menjadi jaminan sambil tunggu orang tuannya tiba di TKP.

Salah seorang saksi di dekat kejadian menghubungi polisi terdekat, 10 menit kemudian polisi lalu lintas datang ke tempat kejadian. Lalu kemudian anton dan teman-temannyaneosiasi masalah tersebut diselesaikan dengan kekeluargaan. Berselang 15 menit kemudian ibu dan omnya dari kedua anak korban tersebut tiba di lokasi kejadian.

Polisi menjelaskan kronologis kejadian tersebut kepada orang tua anak, kemudian Anton menjelaskan secara detail. Anton dan teman temannya sebagai korban menuntut orang tua pelaku membayar uang kas sebesar Lima Juta. Kemdian orang tua pelaku tidak terima atas jumlah nominal itu, lalu meminta diturunkan nominalnya dengan alasan tidak sanggup membayar uang sebesar itu.Perdebatan untuk negosiasi harga semakin panjang.

Toni dan teman-temannya sedang tawar menawar dengan orang tua pelaku, polisi menghubungi Polda untuk menurunkan satu trek Brimob, satu trek Polisi dan satu mobil Patroli ke lokasi kejadian. Para militer tersebut memblokade jalan raya Kaliurang: Brimob palang di arah utara, polisi palang di selatan dan mobil patroli dan polisi lainnya jaga di arah timur. Polisi turun dengan alat perang seperti senjata dan lainnya. Ketika teman teman Toni, mahasiswa Papua lainnya yang berada di tempat kejadian tersebut menanyakan kepada polisis Lalulintas. Lalu polisi itu mengatakan “saat ini masi Pemilu jadi jangan sampai terjadi kerusuhan, akhirnya brimob didatangkan” kata polisi itu dengan pakaian lengkap Polantas Yogyakarta.

Tonp bersama teman-teman mahasiswa Papua yang adapun membentak aparat kepolisian yang datang dengan persenjataan lengkap, seolah-olah mahasiswa Papua yang ada dilokasi kejadian itu adalah Teroris atau pengacau. "Kalian pikir kami ini teroris ka ??? kenapa kalian datang kesini dengan persenjataan lengkap seperti ini ??? apakah kalian melihat kami membawa senjata ??? kalian semua silahkan pulang, silahkan kembali ke kantor kalian, kami tidak ada urusan dengan kalian", tegas Roy kepada puluhan aparat kepolisian yang datang dan langsung mengepung mahasiswa Papua yang hendak menyelesaikan persoaalan tabrakan dengan cara kekeluargaan ini.

Selain itu, mahasiswa papua lainnya, Angly yang berada dilokasipun dengan tegas memarahi polisi yang datang dan memarahi satuan lantas yang sudah ada sejak tadi "apa maksud bapak menghubungi pasukan tambahan ke sini ??? apakah bapak lihat kalau kami hendak membuat keributan dan kekacauan di sini ??? kenapa bapak harus menghubungi pasukan untuk ditambahkan, bukankah bapak sendiri sudah memberikan kebebasan kepada kami untuk menyelesaikan ini secara kekeluargaan dengan pelaku yang menabrak teman kami ??? memang pantas jika banyak orang yang berkata bahwa hukum Indonesia adalah hukum Foto Copy, jadi kalian penegak hukum kerjanya suka asal-asalan" terangnya.

Sekitar jam 11 malam, karena Melihat semakin bertambahnya jumlah kepolisian dan Brimob bersenjata lengkap yang datang ke lokasi kejadian, para mahasiswa Papua ini memutuskan untuk menghubungi teman-teman mereka yang berada di asrama-asrama, dan akhirnya sekitar 20 menit kemudian sejumlah mahasiswa Papua lainnya bermunculan dari berbagai asrama-asrama yang ada di Yogyakarta, dengan membawa Panah dan busur ke lokasi kejadian,  suasanapun kembli tegang, Polisi-Polisi yang tadinya datang dengan persenjataan lengkap itu pun langsung ditarik mundur kembali, melihat Puluhan Mahasiswa Papua yang bermunculan ke lokasi kejadian dengan membawa Panah dan Busur.

Sekitar pukul 12.30Toni dan teman temannya menyepakati untuk total denda yang diminta diturunkan menjadi tiga juta dari lima juta. Akhirnya orang tua korban bersedia untuk membayar denda tersebut. Sekitar pukul 13.00 mahasiswa Papua bubar dengan tertip ke tempat tinggal masing masing.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun