Bahaya bagi anak dibawah umur untuk mengendarai sepeda motor dijalan raya, sebab banyak hal yang akan terjadi. Kemaren saya mendenga kan curahan hati sahabat saya tentang pengalaman nya yang berurusan dengan anak dibawah umur di jalan raya. Sehingga sahabat saya tersebut kesal karna harus terlibat masalah gara gara anak dibawah umur yang tidak mengetahui aturan jalan raya. Â Pesan sahabat saya untuk saya dan keluarga saya, sekalian beliau juga curhat akan kejadian yang dia alami.
"Jangan beri anak Anda kesempatan untuk mengendarai kendaraan bermotor jika ia masih dibawah umur, belum punya SIM, merasa tidak keren jika dikasih pakai helm dan tidak tahu serta paham fungsi navigasi pada kendaraan, yang tidak paham jika di jalan raya yang ada ramai orang, bukan dia seorang saja.
Saya kemarin siang mengalami musibah kecelakaan bermotor di depan SMP 2 Gunung Tuleh. Lawan saya anak perempuan kelas 1 SMP bersama boncengannya. Tidak pakai helm, tidak punya SIM, dan tidak paham fungsi lampu sein, tidak paham etika berkendara di jalan raya bahwa jika mau belok maka lihat ke belakang dulu. Tidak paham bahwa jalan raya bukan tempat main-main bangga-banggaan punya kendaraan baru.
Seharian sampai tengah malam kemarin saya mendadak dihadapkan kepada urusan yang tidak pernah saya inginkan terjadi dalam kehidupan saya berkendara di jalan raya. Kendaraan saya lengkap, saya punya SIM, saya pun memakai helm. Saya ikuti tata aturan berkendara di jalan raya.
Saya cukup waspada namun tidak pernah pandai menebak isi hati dan pikiran orang. Termasuk apa yang dipikirkan oleh anak perempuan kelas 1 SMP yang mengendari motor matic yang akhirnya ditabrak oleh kendaraan saya.Â
Saya tak tahu kenapa dia berhenti ke kiri bahu jalan sebelum memutuskan tiba-tiba membelok ke kanan dengan niat menyeberangi jalan menuju gerbang sekolahnya.
Ketika kendaraan bergerak ke kiri dan berhenti, maka otomatis bagi saya yang berkendara di belakang mengartikan kalau saya dipersilakan lewat. Ternyata si anak SMP kelas 1 ini dan yang baru pandai menjalankan kendaraan bermotor ini, memutuskan untuk menyeberangi jalan tanpa melihat kiri kanan sebagaimana diajarkan oleh guru Pendidikan Pancasila atau apalah namanya saat ini.Â
Kenapa dia tidak berhenti pada garis tengah jalan saja sih lalu kasih lampu sein dan tambah lambaikan tangan untuk kemudian belok ke kanan. Agar saya bisa memutuskan ambil sisi kiri dan semua selamat sehat wal afiat.
Sekali lagi, tolonglah jaga anak Anda yang Anda bilang disayangi dan dicintai itu dari aktifitas menaiki dan mengendarai kendaraan bermotor sementara dia masih belum dibolehkan oleh Undang-undang untuk mengendarainya.Â
Belum cukup perakalannya untuk menaiki alat transportasi berbahaya di jalan raya jika tidak dioperasikan oleh ahlinya.
Anak Anda bukan ahlinya. Dia juga bukan wahana coba-coba. Jika sudah kecelakaan dan menimbulkan urusan yang melibatkan banyak orang maka Anda dan anak Anda sungguh tidak keren sama sekali. DUNGU!"
Itu lah ungkapan dari sahabat saya atas kejadian yang menimpa nya, Â semoga kita bisa mencegah anak, dan keluarga kita dari hal yang demikian.Â