Mohon tunggu...
Kasih Rianti
Kasih Rianti Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan sekaligus pengusaha dan ibu rumah tangga yang lahir di Jakarta, 20 Januari 1980. Baru mengenal Kompasiana belum lama ini dan mencoba bergabung untuk menyalurkan hobi menulis, sharing informasi dan menambah teman-teman baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saatnya Perempuan Angkat Bicara: Bersama-sama Membangun Indonesia Tercinta

22 April 2010   09:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:39 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia selalu merayakan Hari Kartini. Memperingati hari lahirnya Ibu R.A.Kartini, pahlawan emansipasi wanita. Berbagai macam perayaan pun digelar. Mulai dari lomba peragaan busana dan pawai busana daerah, lomba membaca puisi bertemakan perempuan, bahkan hingga surfing sambil memakai kebaya. Tapi, tahukah kita apa makna sebenarnya perjuangan Ibu Kartini? Memperingati Hari Kartini tidak cukup hanya setahun sekali, meskipun Hari Kartini memang jatuh setahun sekali. Tapi, memperingati Hari Kartini ialah dengan menghayati dan memaknai arti perjuangan seorang Kartini, dan mengimplementasikannya dalam wujud nyata kehidupan sehari-hari. Ibu Kartini menuntut persamaan hak antara kaum wanita dan pria. Bila kaum pria dapat menikmati bangku sekolah, mengapa kaum wanita tidak? Padahal kaum wanita juga memiliki hak yang sama untuk itu. Tuhan YME telah menciptakan manusia secara kodrati terbagi atas 2 : laki-laki dan perempuan. Bila ditilik secara lahiriah maupun fitrah, laki-laki dan perempuan memang berbeda. Perbedaan yang ada ini hendaknya bukanlah dipaksa untuk bisa sama, namun untuk digabungkan sisi positifnya menjadi sebuah kekuatan yang besar dan dahsyat. Tuhan YME menciptakan perbedaan-perbedaan ini dimaksudkan untuk saling melengkapi, bukan untuk saling berselisih. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki peranan masing-masing dalam kehidupan. Dan tidak ada peranan yang lebih penting di sini, karena peranan masing-masing sama-sama penting. Laki-laki dan perempuan ibarat satu kesatuan raga tubuh. Bila ada satu yang kurang, maka akan terasa ganjil. Begitulah, laki-laki dan perempuan saling membutuhkan. Laki-laki membutuhkan perempuan dan perempuan membutuhkan laki-laki. Maka, bila ada yang mengatas namakan perjuangan Ibu Kartini lantas berteriak bahwa perempuan adalah perkasa dan bisa hidup tanpa laki-laki, alangkah congkaknya. Manusia adalah makhluk sosial yang mana dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Ingat selalu itu! Bahkan manusia saat sudah meninggal dunia pun masih membutuhkan orang lain : untuk memandikan jenazahnya, mensholatkan/misa pelepasan dan menguburkan/mengkremasikannya. Dalam memaknai Hari Kartini, hendaknya  kita para perempuan dewasa Indonesia bisa lebih cerdas. Memperingati Hari Kartini tidaklah cukup hanya dengan pawai busana daerah dan perayaan sejenisnya. Tapi, merayakan Hari Kartini ialah dengan bersyukur atas kemajuan kaum wanita dan diperolehnya hak yang semestinya bisa di dapat, anugerah Tuhan YME melalui perantara Ibu R.A.Kartini. Kini, seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia tercinta sedang dilanda banyak krisis. Segala macam problem seakan tiada surutnya, terus bermunculan di sana-sini. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menyelesaikannya pun masih belum membuahkan hasil (nihil). Maka, alangkah bodohnya jika kita masih saja terus ribut-ribut masalah laki-laki dan perempuan. Dan alangkah baiknya jika kita para perempuan, mau dan bisa bergabung bersama mereka para laki-laki demi menyelesaikan problem yang dihadapi bangsa dan dapat membawa bangsa kita tercinta ini ke arah gerbang emas kejayaan. Yang harus dan semestinya kita lakukan sekarang adalah menjadikan mereka para laki-laki sebagai partner dalam memajukan bangsa. Jadikan mereka sebagai partner yang solid yang saling mengerti dan memahami, serta melengkapi kekurangan satu sama lain. Kesampingkanlah ego masing-masing dan pusatkan segala perhatian untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Mari, bersama-sama kita bangun Indonesia tercinta!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun