Mohon tunggu...
Sofia Deminiari Swanantika Widodo
Sofia Deminiari Swanantika Widodo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

being a creative writer is one of my goal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dibalik Sebuah Kota

25 Maret 2015   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:03 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kamu pasti punya kota kelahiran. Kota yang akan terus tertulis di akte kelahiran mu , KTP dan berbagai tanda pengenal lainnya. Kota yang kamu yakini akan mewakili dirimu di depan banyak orang. Kota yang kamu kira adalah kota kelahiran dari dirimu. Hanya saja , kota itu tidak lebih dari saksi bisu adanya kamu di dunia ini.

Lalu kamu pindah. Menemukan keajaiban baru di kota yang berjarak ribuan kilometer dengan kota kelahiranmu. Berada di sisi bumi yang lain. Berbicara dengan bahasa asing yang mungkin baru kamu pelajari dan telingamu mulai terbiasa dengan logat yang berbeda.

Waktumu kamu habiskan untuk pindah. Mencari kota yang nantinya akan bisa kamu yakini sebagai kota yang mewakilimu. Menemukan kota yang akan selalu membuatmu merasa seperti di rumah. Dan kota itu tidak selalu kota kelahiranmu.

Akte lahirku menyebutkan Surabaya adalah kota kelahiranku. Tapi aku baru mulai mengenal sudutnya selama 5 tahun terakhir. Baru mulai jatuh cinta dengan atmosfer yang ramai namun tidak berlebihan. Baru mulai memahami bahwa hidupku tidak hanya berpusat di satu tempat.

Lalu ada kota Palembang. 5 tahun menetap , membuatku merasa menjadi bagian dari kota itu. Mencintai setiap wisata kuliner yang pernah aku cicipi. Menikmati pemandangan sungai Musi yang bisa aku temui di taman dekat rumah. Kota yang ada di pulau terjauh yang pernah aku tinggali , adalah kota yang berakhir menjadi cinta sejatiku.

Sebelum memutuskan untuk menetap di Surabaya , kota metropolitan yang kita sebut Jakarta pernah menjadi rumah tempatku pulang selama 6 tahun. Berbaur rapi dengan kemacetan dan hiruk-pikuk sebuah ibukota. Menikmati sedikit sekali waktu yang bisa terlewati tanpa ketinggalan sesuatu. Jakarta memberiku kesadaran penuh , bahwa untuk mencapai mimpi , aku tidak harus bertahan di rumah.

Dibalik sebuah kota , ada cerita yang akan selalu tersimpan rapi. Ada cerita yang tidak bisa digantikan oleh kota yang lain. Dibalik sebuah kota , ada cinta yang aku tinggalkan. Dan , di salah satu kota itu , akan aku temukan cinta yang membuatku tinggal selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun