Mohon tunggu...
Sofia Deminiari Swanantika Widodo
Sofia Deminiari Swanantika Widodo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

being a creative writer is one of my goal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekuatan Sebuah Tulisan

9 Desember 2014   22:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:40 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

aku pernah sangat jatuh cinta pada dunia tulisan. dunia tulisan pernah jadi salah satu sarana bagiku agar dunia memperhatikan. agar aku diperhitungkan dan suaraku akhirnya di dengar. dunia tulisan juga yang membuat aku jatuh cinta dengan sosok laki-laki yang selalu jadi pemeran utama dalam cerita. sosok laki-laki yang ku ciptakan sendiri , hasil dari imajinasi berlebih dan rangkaian sakit hati. sosok laki-laki yang mungkin pernah aku temui di dunia nyata namun tampak lebih indah di dunia maya. dunia tulisan menjadi satu bagian dari hidupku yang tak mampu aku lunturkan begitu saja. biarpun aku jatuh cinta pada banyak hal lain , tapi dia -dunia tulisan tetap satu dari sejuta bintang yang aku cinta.

ini semua berawal dari kegemaranku membaca. terutama novel. dengan akhir yang bahagia meskipun berawal penuh air mata. dengan akhir yang menjadikan aku sebagai pemimpi karena berharap suatu saat hidupku berakhir bak cerita novel penuh cinta. dan karena novel itulah aku mulai kehilangan pijakanku. kadang aku merasa cukup , hanya dengan buku, duniaku jauh lebih berwarna , lebih baik dari sebelumnya. tapi kesadaranku sering menyentakku. bahwa buku hanyalah buku. benda mati yang berilmu namun tak mampu menjawab segala pertanyaanku tentang hidup. benda mati yang memberikan imajinasi tinggi namun sebenarnya hanya sekedar pelarian dari penatnya masalah di hidupku.

pernah ku hentikan cintaku pada dunia tulisan. berhenti menulis untuk beberapa waktu. mencoba menikmati apa yang ada dalam duniaku. secara nyata , tanpa imajinasi berlebih yang memojokkanku di situasi harus memilih. mencoba memberi waktu lebih untuk mengenal apa itu dunia , tanpa perlu buku sebagai pijakanku. tapi gagal. ini satu-satunya dunia dimana aku bisa kembali dan pergi sesuka hati. tanpa ada yang menghakimi apalagi merasa paling benar sendiri. satu-satunya tempat untuk memberitahu dunia apa yang terjadi pada hidup dan hatiku , saat aku tak mampu berkata lagi.

jadi , mampukah aku kembali lagi? untuk menemukan apa yang sudah ku hilangkan , untuk menjadi diriku sendiri (lagi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun