WORKSHOP IKM: MEMBERSAMAI GURU MAN 3 JOMBANG YANG LUAR BIASA
JOMBANG --Suasana MAN 3 Jombang, Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, nampak berbeda hari ini. Ustadz dan ustadzah sebutan untuk bapak dan ibu guru di lingkungan pondok, hilir mudik menuju Aula Serbaguna. Pagi ini (Ahad 26/2/2023) ada agenda khusus untuk pengembangan kompetensi guru. Mereka akan mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka. Khususnya guru yang mendapat tugas mengajar kelas X. Workshop dirancang IN dan ON. Kegiatan IN dilaksanakan selama 2 hari Ahad dan Senin tanggal 26-27 Februari 2023. Sementara kegiatan ON dilaksanakan setelah kegiatan IN, sebagai bentuk pendampingan dan penyelesaian dokumen-dokumen persiapan IKM di MAN 3 Jombang, Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras.
Pagi ini acara dibuka secara langsung oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Taufiqurrohman, yang diwakili oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Arif Hidayatullah. Dalam kesempatan tersebut, disampaikan tentang pentingnya para untuk terus mengikuti perubahan dalam dunia pendidikan. Terutama yang sedang digencarkan pemerintah, Kurikulum Merdeka.
"Sudah saatnya, MAN 3 Jombang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Di dukung guru-guru hebat, saya yakin MAN 3 Jombang mampu segera menerapkan Kurikulum Merdeka", tutur Arif Hidayatullah
"Workshop tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan, lalu hilang tanpa kesan. Tetapi yang lebih penting adalah menindaklanjuti setelahnya. Dan mampu mengaplikasikan dalam pembelajaran", pungkas pria, yang sehari-harinya berkantor di jalan Pattimura Jombang.
Hadir pula di lokasi kegiatan, pengurus yayasan Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Kyai/Bu Nyai/gus/ning pengasuh pondok, Kepala Kemenag Jombang, Pengawas Kemenag Jombang Ketua Komite Madrasah beserta pengurus, pimpinan madrasah, serta seluruh tenaga pendidik kelas X.
Pada kesempatan tersebut Agus Azam Khoiruman Najib, selaku sekretaris umum Yayasan Bahrul Ulum menyampaikan, bahwa sudah saatnya MAN 3 melakukan perubahan yang luar biasa di dunia pendidikan. Jangan sampai salah kaprah. Sorogan yang selama ini menjadi model pembelajaran di pesantren diasukkan dalam materi.
"Sorogan, bukan materi tetapi sebuah model pembelajaran di pesantren. Dan itu merupakan cikal bakal dari kurikulum merdeka", tutur pria yang sering disebut Guas Azam.