Matematika, ya pelajaran itu terasa momok atau hantu bagiku. Sejak kecil, saat aku belajar di bangku Sekolah Dasar (SD) nilai mata pelajaran tersebut tidak pernah beranjak dari angka 53.
Sesekali dapat nilai 70, itupun karena syafaat dari temanku yang paling pintar saat ujian berlangsung. Di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun, saat pertama kali bertemu dengan guru Matematika, aku sudah antipati dan terpatri dalam pikiranku, bahwa Matematika tetaplah Matematika, pelajaran yang paling sulit dalam kehidupanku belajar di sekolah.
Kini, aku sudah lulus dari bangku SMP dan harus melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Tentu pilihan pertamaku adalah sekolah negeri, karena masih menjadi favorit di kalangan masyarakat dan keluargaku. Aku harus meneruskan tradisi keluarga yang turun-temurun selalu bersekolah di sekolah negeri.Â
Rumahku yang berada di kawasan kota, menyebabkan aku sedikit bingung harus memilih sekolah mana. Maklum, jarak rumahku ke beberapa sekolah negeri di kota Jombang sangat berdekatan, dan akupun yakin dengan sistem zonasi sekarang, aku bisa diterima dimanapun.
Setelah sholat istikhoroh meminta petunjuk pada Alloh SWT, pilihanku jatuh pada sekolah SMANSAJO, nama yang terkenal untuk sebutan SMA Negeri 1 jombang. Letaknya yang dekat dengan Alon-Alon kabupaten Jombang dan masjid Agung Baitul Mukminin menjadi daya tarik tersendiri bagiku.Â
Akan tetapi ada hal yang lebih menarik bagiku untuk memutuskan memilih sekolah ini adalah sekolah ini telah menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) dan bahkan bisa meluluskan siswa hanya dengan 2 tahun saja. Bismillah, aku mantap dengan pilihanku.
Tepat 12 Juli 2021 hari Senin, awal pembelajaran tahun pelajaran 2021-2022 dimulai. Akupun sudah bersiap-siap dengan seragam baru, sepatu baru, tas baru, buku-buku baru, dan semua serba baru. Maklum orang tua sangat bangga aku diterima di sekolah ini, sehingga apapun permintaanku untuk kebutuhan sekolah, semua dipenuhi.
Betapa kecewanya aku, saat Minggu malam, tiba-tiba ada pesan WhattsApp masuk di handphoneku. Aku buka pesan, ternyata ada pemberitahuan dari wali kelas baruku yang meneruskan pesan dari humasy sekolah.
Intinya adalah pembelajaran di sekolah sementara waktu belum bisa dilaksanakan secara tatap muka karena masih kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang ditetapkan oleh pemerintah.Â
Pembelajaranpun akhirnya dilaksanakan secara daring dari rumah.
Selanjutnya, aku teruskan membuka pesan WhattsApp kiriman foto dari wali kelas, yang ternyata adalah jadwal pelajaran dikelasku berlaku mulai besok. Betapa terkejut, saat mataku tertuju pada jam pertama besok, hari Senin jam pelajaran ke 1 dan 2 adalah kode guru 30, saya coba telusuri kode guru tersebut, ternyata tertulis disana 30.