[caption id="attachment_372845" align="aligncenter" width="560" caption="The Last Journey - Kaskus.co.id/simomot.com"][/caption]
Farewell, Bye Bye , Maturnuwun Hawk MK-53
Kamis, 12 Maret 2015 menjadi salah satu hari yang bersejarah bagi perjalanan hidup Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia. Dalam cuaca yang sejuk, 2 unit Pesawat Tempur Latih Taktis Hawk MK-53 buatan BAE System Inggris yang tersisa dari 20 Unit yang dibeli pada tahun 1980-an, akan dilakukan penerbangan terakhir (Last Flight) Bagi Kedua ekor Hawk Mk53 dari Lanud Iswahyudi Madiun Menuju ke Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Dimana nantinya Hawk MK53 akan menjadi penghuni baru bagi Museum Dirgantara mandala, menambah semarak heterogen koleksi museum, keduanya akan "terkubur" berdampingan bersama A4 Skyhawk, AV10 Bronco, dan TU-16 Badger. Last Flight Hawk Mk-53 akan dikawal oleh pesawat penerusnya yakni T-50i Golden Eagle buatan Korean Aerospace Industries (KAI) yang dibeli sebanyak 16 Unit (1 Skuadron) pada tahun 2014 lalu. Menurut informasi yang beredar, salah satu faktor utama mengapa Hawk Mk-53 stoknya bisa strategis ini adalah mahal dan langka nya suku cadang serta terkait usia operasional pesawat yang memang memasuki masa harus diganti (sekitar 30 Tahun).
Sekilas Hawk Mk-53
Sungguh disayangkan, Hawk Mk-53 merupakan jet trainer and light attack aircraft Bermesin Tunggal TNI AU yang memiliki desain ciamik nan elegan, bersama dengan varian Hawk yang lain (200/209), modelnya tetap sulit dimakan zaman. Mubazir rasanya secara desain masih mumpuni dan tetap terlihat elegan di tengah booming pesawat tempur generasi ke 4 ke atas. Memang harus diakui, Hawk Varian 50 sudah dianggap terlalu jadul, BAE System sudah banyak menelurkan berbagai varian sampai yang tertinggi saat ini Hawk 200 dan versi Amriknya, Boeing  T-54 Goshawk. Banyak varian yang dikembangkan menjadi bukti mutlak bahwa Hawk Series adalah salah satu pesawat jet latih terbaik dan terlatih di dunia, Royal Air Force (RAF) Inggris pun memiliki Tim Aeorebik Jet Tempur Hawk yakni Red Arrows. Keputusan TNI AU memilih Hawk Series di masa itu merupakan keputusan yang tepat, teknologi yang terus dikembangkan sesuai kebutuhan adalah keunggulan jet latih ini. Sayang, penggunaan Hawk TNI AU teracuni oleh faktor politik dengan adanya intervensi inggris saat Hawk dilarang dipakai dalam operasi penumpasan GAM Aceh.
Kini jaman telah berubah dan dunia menyuguhkan pilihan menarik bagi TNI AU dalam pembelian Jet latih, tak lagi didominasi blok Barat, Jet latih dari Rusia, Yak 130, Aermacchi M-345, KAI T-50i dan Hongdu Jl-8. Sebagai pengagum Hawk Series, hanya berharap TNI AU tidak menyia nyiakan model keren Hawk Mk-53 ini, selain dipajang di museum, berharap sisanya dapat menjadi objek oprekan oleh PT DI sehingga kelak dapat mendukung rencana strategis PT DI guna memenuhi hasrat nasional, membuat jet tempur sendiri.
[caption id="attachment_372846" align="aligncenter" width="512" caption="Penerbang Pertama Hawk Mk-53 - Credit By Shangkuni/Kaskus.co.id"]
Akhir kata, selamat purna tugas bagi Hawk MK-53 TNI AU, terima kasih atas semua pengabdianmu selama ini dan Selamat bertugas bagi Skuadron T-50i Golden Eagle.
|Kasamago
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H