-www.defense.gov-
Peristiwa kelam atas jatuhnya Pesawat C-130 Hercules TNI AU di Medan Selasa, 30 Juni 2015 lalu yang merenggut banyak korban jiwa kembali membuka perhatian pada salah satu sosok burung besi legendaris Angkatan udara kita. Indonesia masuk dalam sejarah sebagai Negara pertama di luar Amerika Serikat yang memiliki armada Pesawat Angkut Militer medium, C-130 Hercules tipe B.
Penyebabnya adalah tertangkap agen CIA, Alan Pope yang menjadi Pilot Swasta bagi Angkatan Udara Pemberontak PRRI/Permesta (AUREV) pada 1958 silam. Oleh Presiden Soekarno, Alan Pope dijadikan kartu As untuk memperoleh posisi tawar tinggi terhadap Amerika Serikat, Bagai bunga bersemi, Presiden Amerika saat itu, John Fitzgerald Kennedy menyambut baik atas kebaikan Presiden Soekarno untuk membebaskan Alan Pope. Sebagai wujud terima kasihnya, JFK menawarkan apapun yang dibutuhkan Presiden Soekarno. Nah kebetulan saat itu TNI AU (AURI) membutuhkan pesawat kargo pengganti de Havilland Canada DHC-4 Caribou, ketika Presiden Soekarno berkunjung ke pabrik pesawat Lockheed (sekarang LockHeed Martin) beliau tertarik pada C-130B Hercules, tak seberapa lama 10 ekor Hercules tersebut dikirimkan secara Ferry melintasi tiga samudra sejauh 20921 kilometer dan hebatnya dipiloti langsung oleh personil AURI.
Rombongan Hercules terdiri dari 8 C-130B kargo dan 2 C-130B tanker ,kesemuanya masuk dalam Skuadron Udara angkut berat AURI ,Skuadron Udara 31 yang kelak di masa Trikora Hercules akan ditemani saudara timurnya, AN-12 Antonov yang masuk dalam Skuadron Udara 32, Hasil pemekaran Skudron Udara 31. Di masa inilah, AURI menorehkan banyak catatan emas berkat kehadiran pesawat Hercules, proses pengiriman terjauh, pemiliki pertama diluar pembuatnya, pesawat kargo tercanggih dijamannya, memiliki pilot-pilot terlatih dan keberadaan Hercules VIP yang hanya satu-satunya di dunia. Seiring berjalannya waktu, TNI AU menambah jumlah Herculesnya secara bertahap, kebanyakan berupa hibah dari swasta dan yang terbaru saat ini adalah rencana hibah C-130 Hercules dari Australia berjumlah 9 ekor.
Itulah Hercules Sang Penjelajah langit nusantara, kehadirannya sejak pertama sudah memberikan impact yang besar dan fenomenal, dialah saksi bisu perjalanan Angkatan Udara RI dari era 50an hingga sekarang, berbagai peran dan tugas mulianya sangat berguna bagi TNI AU dan bangsa Indonesia pada umumnya. Perutnya yang buncit menjadi andalan bagi pengiriman logistik dan personil baik disaat perang maupun bencana alam. Baktinya Bagi Ibu pertiwi tak tergantikan, kini peristiwa jatuhnya Hercules membuat saya berpikir apakah armada Hercules kita mesti dipensiunkan (Grounded) dan diganti dengan Hercules tipe terbaru (C-130 J Super Hercules) atau diganti dengan Airbus A400M ataukah tetap mengoperasionalkan Hercules lama saat ini namun dengan manajemen maintenance yang bermutu tinggi.
Well, kita lihat langkah TNI AU kedepan.. Akhir kata Turut Berduka cita atas musibah jatuhnya Hercules.
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H