Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Benteng Terakhir itu Bernama Desa

28 November 2014   21:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14171588361881924116

[caption id="attachment_356643" align="aligncenter" width="600" caption="media.kompasiana.com"][/caption]

Revolusi dari Desa, Gerakan Desa Membangun (Gerdema) adalah upaya realisasi dan buah dari kesadaran akan pentingnya eksistensi sebuah desa. Desa yang biasanya dicap sebagai wilayah tertinggal, terpencil, disepelekan kini justru memegang peranan yang strategis di masa mendatang. Komposisi terbesar dari jumlah rakyat miskin berada di Pedesaan, sehingga program pembangunan desa terus direncanakan hingga kini namun sebagai masih sebatas konsep yang belum sepenuhnya terinplementasi dengan baik. Melalui program yang diberi nama Gerdema, seorang akademis bergelar doktor sekaligus pemimpin dari kabupaten malinau, Kalimantan mempelopori dan membuktikan kehebatan akan entitas sebuah desa. Dari semula desa adalah objek pembangunanya, di tangannya paradigma itu dibalik, Desa adalah Subjek pembangunan. Beliau adalah DR. Yansen TP., M.Si, pemikiran dan pengalamannya dalam memperjuangkan kemajuan desa dituangkan dalam buku berjudul Revolusi dari Desa, Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat yang diharapkan dapat menjadi motivasi, inspirasi, cambuk bagi para pemimpin daerah lain bagaimana seharusnya Desa itu diberdayakan.

Buku seberat 224 halaman ini memiliki desain sampul yang cukup minimalis, sekilas bentuknya cukup identik dengan buku-buku olah gambar dan memang objek utama yang diberi kehormatan untuk mewakili tema perubahan adalah proses metamorfosa ulat menjadi kupu kupu cantik diatas ujung tangkai tanaman. Secara garis besar, konten Buku ini menjelaskan tentang apa dan bagaimana perjuangan Dr. Yansen melalui program Gerdema, apa saja yang harus dibenahi, bagaimana seorang pemimpin itu seharusnya, dan banyak hal lainnya. Dituliskan pula gambaran umum mengenai keberhasilan dan pencapaian positif yang diraih Kabupaten Malinau berkat penerapan program Gerdema. Setiap bab dijelaskan dengan rinci, bertahap, ringan dan ringkas sehingga mudah dinikmati, cepat diselesaikan serta dapat langsung memahami dan membayangkan konsep Gerdema bila diwujudkan. Tak sesuai dengan balutannya yang minimalis, buku ini cukup sukses menghadirkan konten yang bertaji, informative, inspiratif dan aplikatif sehingga tak berlebihan kalau buku ini mungkin bisa disebaut sebagai 'Kitab Suci' yang seharusnya ada dan dibaca dilingkungan aparatur pemerintahan, baik pusat atau daerah.

Momentum kehadiran Buku ini juga sangat tepat, beriringan dengan lahirnya Undang Undang Desa No. 6 Tahun 2014, wujud pengakuan bahwa arti dan peran desa sangat besar, bernilai super strategis, apalagi Desa adalah wadah terbesar bagi sebagian besar warga negara bermukim (60%). Dikala neokolonialisme dalam wujud praktik kapitalisme dan Globalisasi gencar menginvasi wilayah perkotaan atau pusat pemerintahan hingga tak berkutik terhadap kemauan pasar dan industri besar, maka Desa adalah Benteng Pertahanan terakhir bagi rakyat dan negara dalam menahan serangan Globalisasi. Desa adalah titik, titik yang kemudian berkembang menjadi kota hingga membentuk sebuah negara. Desa kuat, maju, dan sejahtera adalah jaminan mutlak, jika desa berhasil maka kota pun berhasil dan begitu negara pun berhasil. Melalui pembangunan desa, sebuahgreat leap forward untuk Merealisasikan konsep Trisakti Bung Karno (Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi dan Berkepribadian secara Budaya) dapat tercapai.

Kelemahan terbesar dan terberat dalam buku Revolusi Desa bukanlah dari fisik atau konten buku nya, melainkan dalam hal memraktikan isi buku. Melihat berbagai kondisi desa-desa di tanah air, perlu rasanyamenggandakan pemimpin sedashyat Dr. yansen bagi daerah lain. Disampaikan dalam bukunya, tingkat keberhasilan Dr Yansen melalui Gerdema sendiri belum mencapai pada level maksimal, masih ada hal lain yang perlu diperjuangkan lagi terutama tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan penyusunan laporan di pemerintahan desa. Dalam konsep Gerdema kunci suksesnya ada pada pemimpin dan Political Will, Bukan bermaksud pesimis, tetapi  memproduksi pemimpin yang diharapkan bukanlah hal mudah. Semua tahu, dilapangan betapa sulitnya dan berdarah-darahnya usaha untuk melakukan perubahan, karena ada segelintir orang yang tak menginginkan perubahan agar demi kepentingannya sendiri. So, berharap, lahirnya karya Dr. Yansen ini mendorong lahirnya pemimpin hebat yang akan memimpin dan memotori Gerdema diberbagai daerah. Hidup Revolusi Desa, Sukseskan Gerakan Desa Membangun demi Kemajuan bangsa dan negara!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun