[caption caption="BBC.com"][/caption]Terkejut ketika mendapati berita pada hari ini, Kamis 14 Januari 2016 siang terjadi peristiwa ledakan bom (Granat) dan serentetan baku tembak di Pos Polisi Depan Mall Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Dari Gambar yang terliput dibeberapa media online, terlihat sekitar 3 orang terkapar bersimbah darah (Update: 3 Polisi dan 3 Sipil gugur, 7 luka-luka, 5 Pelaku tewas). Siapa mereka masih menjadi misteri sehingga Publik berharap Aparat Polisi dan Intelejen segera bergerak kilat melakukan pengusutan dan Upaya Antisipatif lebih lanjut.
Seolah belum usai berbagai masalah yang diranda Negeri ini, beberapa waktu lalu Polisi masih disibukan dengan upaya penyelidikan tentang kasus hilangnya beberapa orang dengan organisasi bernama GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara), tak lama berselang, Teror Bom kembali melanda Ibu Kota Republik. Hal ini membawa kembali kenangan akan rentetan serangan teroris di masa Pemerintahan Presiden Megawati dan diawal Pemerintah SBY. Ketika itu serangan teror dihubungkan dengan agenda Amerika Serikat dalam program War on Terror melawan Organisasi Terorisme Al Qaedah dan lainnya.
Paska musnahnya Osama Bin Laden secara ajaib, Presiden Obama pun mengakhiri kampanye perangnya melawan terorisme dan lebih memfokuskan perhatiannya pada kawasan Asia Pasifik yang lebih hangat. Pengakhiran kampanye WOT oleh Amerika membuka gejolak baru keamanan dunia diawali dengan kasus Arab Spring (Gejolak Perubahan kekuasaan di beberapa Negara Timur Tengah), Konflik Ukraina dan yang masih membara Konflik Palestina, Afganistan, Suriah dan Yaman. Belum usai konflik ini, kembali muncul musuh yang jauh lebih dashyat, beringas dan tak kenal kemanusiaan, ISIS.
Aksi Terorisme Murni, Pengalihan Isu atau Serangan Asimetris ?
Gemuruh pengaruh munculnya organisasi teroris tak hanya melanda Timur Tengah, tetapi juga berekspansi ke  Perancis, Tunisia, Turki, Irak dan terbaru di Pakistan, semoga saja apa yang baru terjadi di Jakarta tidak ada kolerasinya dengan gejolak serangan teror dunia. Lalu yang menjadi pertanyaan Umum, Apa Motif Serangan Bom ini? Apa Tujuannya ? Siapa yang diuntungkan ? ,Sebuah serangan Teroris baik ledakan Bom atau tembakan Senjata biasanya bertujuan untuk menarik perhatian, memberikan efek teror, dan bersinergi dengan kepentingan politik atau Pengalihan Isu demi menutupi sesuatu yang maha penting.
Selain pertanyaan di atas, pertanyaan berikutnya adalah apabila serangan ini adalah gerakan Terorisme, Apakah Intelejen Negara telah mendeteksinya lebih dini? Jika tidak ini dapat menjadi bahan evaluasi penting apalagi jika serangan ini memiliki indikasi ada hubungannya dengan ekskalasi serangan teror yang terjadi dibeberapa negara seperti yang disebutkan diatas. Waspadai pula jika ada indikasi serangan ini adalah salah satu serangan Asimetris yang sengaja dilancarkan oleh pihak tertentu seperti Insiden Tolikara di Papua. Apapun bisa terjadi, Aparat Negara harus extra waspada dan bergerak cepat.
Last, Turut Berduka cita sedalam dalamnya terhadap Korban di pihak Aparat, dan Terkutuklah bagi pelaku serta dalang nya. Segera usut tuntas peristiwa serangan ini sehingga publik khususnya Ibukota tak lagi dihantui dengan masa penuh serangan bom di awal millenium lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H