Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bangkitnya Militerisme Jepang

21 Maret 2014   22:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="463" caption="japandaman.com"][/caption]

Pasca menyerahnya Kekaisaran Jepang kepada Sekutu dalam Perang Pasifik, angkatan bersenjata Jepang yang bernama Imperial Japanese Army (Dai-Nippon Teikoku Rikugun) kemudian dikebiri secara brutal dalam balutan pembatasan secara konstitusional. Hasil dari pembatasan ini adalah lahirnya Angkatan bersenjata Jepang yang pasifis bernama Pasukan Beladiri Jepang (JSDF-Japan Self Defence Forces), sesuai dengan namanya pasukan militer ini hanya memiliki tujuan utama membela diri menjaga Kedaulatan dan keutuhan territorial Jepang. Militer Jepang dilarang untuk memiliki militer yang bersifat Agresif dan Ekspansif, dilarang menciptakan dan memiliki Alutsista bersifat strategis seperti Bomber, Rudal Balistik, Kapal Induk dan sejenisnya. Selain terkekang dalam hal kepemilikan Alutsista strategis, Jepang juga dilarang untuk berdagang di bidang Alutsista alias diharamkan mengekspor produk-produk militernya.

Suasana penuh keterbatasan dalam tubuh militer Jepang akhirnya bergetar riuh ketika China yang sudah sangat percaya diri dengan kemajuan besar besaran di sektor militernya kemudian mengklaim kepemilikan atas Kepulauan Senkaku / Diaoyutai yang sudah 3 dasawarsa dikuasai Jepang. Perang klaim kepulauan ini membuat hubungan China – Jepang berada dalam tensi tinggi, China semakin unjuk gigi dengan mengumumkan Zona Identifikasi Pertahanan Udaranya (ADIZ-Air Defense Identification Zone) yang meliputi kepulauan Senkaku hingga Laut China Selatan. Aksi China ini berhasil membuat Jepang  dan beberapa negara naik pitam, setiap kali ada pergerakan militer China disekitar wilayah sengketa atau dekat perbatasan, Jepang selalu mengirimkan armada perangnya untu meng escort militer China. Agresifnya militer China dikawasan sudah dianggap membahayakan oleh Jepang sehingga banyak pihak diJepang termasuk pemerintahannya termotivasi untuk merubah UU yang mengekang kekuatan pertahanan Jepang.

Adanya niat pemerintah Jepang untuk mengubah Pasal 9 UUD Jepang sudah mengindikasikan akan adanya perubahan revolusioner dalam tubuh militer Jepang. Sejak 2010 silam, kedaulatan dan wilayah territorial Jepang mulai rutin dirongrong oleh militer China yang sedang dalam masa pertumbuhan tingkat tinggi. Kelompok nasionalis garis keras Jepang ataupun pihak pro militerisme, kemudian meminta kepada pemerintah Jepang untuk secepatnya mengembalikan kembali kekuatan militer Jepang yang sesungguhnya. Mencuatnya gesekan antara Jepang dan tetangganya menjadi momen tepat bagi kembalinya poros militerisme Jepang untuk tampil menampakan dirinya. Golongan ini menjadi pihak yang tidak menyukai sikap pasif Jepang dalam percaturan politik International, kedigdayaan dan era keemasan Jepang dimasa lalu masih terngiang dalam benak mereka.

China daratan, Semenanjung Korea dan Federasi Russia di utara masih menjadi ancaman bagi keamanan dan kedaulatan wilayah Jepang. Selama ini, Jepang cukup aman berada dibawah payung perlindungan militer Amerika serikat yang menempatkan pasukanya diwilayah Jepang sejak Perang Dunia II berakhir. Namun, keberadaan pangkalan Amerika di wilayah Jepang terus mendapatkan protes dari rakyat Jepang sendiri khususnya yang berdomisili disekitar pangkalan. Adanya tindakan sewenang wenang militer Amerika terhadap masyarakat Jepang adalah satu poin penolakan rakyat Jepang terhadap pangkalan Amerika. Kini, dominasi militer Amerika terhadap kemanan Jepang mulai meluntur, karena Amerika sendiri tengah dibayangi rasa cemas akibat progress luar biasa dari armada militer China, Rusia dan Iran. Dengan mengijinkan Jepang memiliki militer yang tangguh, Amerika mungkin berpikir bahwa Jepang dapat dijadikan bumper terdepan dalam menghadang ekpansi pengaruh China, Korea Utara dan Rusia di Asia Pasifik.

At least, Cepat atau lambat, sekarang atau nanti Kekuatan miter jepang yang bernama Pasukan Beladiri Jepang (JSDF) akan diupayakan kembali kedalam trah nya, ke dalam sosok sesungguhnya menjadi Pasukan Kekaisaran Jepang (IJA). Kesabaran ada batasnya, Pengekangan pun ada batasnya, Jepang yang memiliki kemampuan dan potensi maha dashyat tentu tak ingin terus bersikap pasif, Godzilla tak mungkin selamanya dipaksa tetap tertidur. Jepang ingin segera kembali sebagai salah satu Negara berpengaruh didunia, sebuah hasrat terpendam Jepang yang ingin diwujudkan secepatnya. Dukungan dari rakyat Jepang dipastikan cukup besar, kini tinggal menunggu adanya sinyal hijau dari Amerika Serikat dan Parlemen Jepang. Bila rencana militer Jepang terwujud, diperkiran terjadi pergolakan di kawasan Asia Pasifik, Khususnya China, Korea Utara, dan Russia yang mungkin akan mengubah peta strategi pertahanannya secara massif terhadap Jepang. Pengembangan dan modernisasi senjata akan kian gencar dilakukan ketiga negara ini.

| Kasamago

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun