Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membebaskan Salvinia Molesta di Serpihan Surga Mahameru (Ranu Pane)

30 April 2018   23:19 Diperbarui: 1 Mei 2018   11:57 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak mengenal Maha Meru? 

Seantero dunia tentu mengenal gunung merapi Semeru yang hingga kini masih aktif. Meskipun aktif, gunung tersebut masih menjadi primadona untuk para pendaki yang penasaran ingin menyaksikan pesona alam dari puncak tertinggi di tanah Jawa. Untuk menaklukan medan dari Maha Meru, kalian akan disuguhkan serpihan pesona alam lainnya seperti; ranu pane, ranu kumbolo, dll. 

Anugrah alam yang ada tentu membutuhkan perawatan agar tetap terjaga kelestariannya. Banyak cara untuk melakukan bentuk kepedulian kelestarian alam mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, reboisasi, atau membersihkan hama dari permukaan air (Salvinia Molesta).

Hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa sekumpulan orang yang tergabung dalam acara "Relawan Peduli Ranu Pane". Ranu yang masih termasuk bagian dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hampir tidak berupa Ranu Pane seperti dahulu kala karena tumbuhan Salvinia sudah merubah permukaan air menjadi permukaan daun. Sehingga, Banyak yang antusias dalam pagelaran acara Peduli Ranu Pane tersebut. Beberapa komunitas seperti pecinta alam, komunitas trail, off road, dan warga sekitaran ranu bergabung demi membebaskan permukaan Ranu Pane dari tanaman Salvinia Molesta. 

Doc. D' niar Arf Jbr
Doc. D' niar Arf Jbr
Acara tersebut juga menarik pecinta alam luar kota non Lumajang yang tergetuk hatinya untuk meluangkan waktu membersihkan permukaan Ranu Pane. Sebab, tanaman Salvinia Molesta sudah mulai meresahkan kondisi Ranu.

"Kita gabungan dgn beberapa relawan yg umumnya dr luar kota Lumajang. Tenggat waktu berdasarkan kesepakatan bersama. Titik kumpul di Ranupane. InsyaAllah akan tetap berlanjut sampai Ranupane kembali bersih dr tumbuhan salvinia." Tanggapan komentar akun FB D' niar Arf Jbr (pengunggah foto kegiatan).

Dilansir TNBTS, menjelaskan bahwa tanaman Salvinia Molesta bisa menjadi tumbuhan tahunan atau tumbuhan yang tetap hijau/ abadi tergantung pada iklim. Di daerah non tropis, salvinia bisa menjadi tanaman tahunan namun tetap menghasilkan petumbuhan yang signifikan pada musim panas. Pada air yang kaya nutrisi tumbuhan ini dapat mencapai kepadatan 30000 tanaman kecil per m2 dan bahkan dalam kondisi ideal pertumbuhan bisa mejadi 2 kali lipatnya dalam 2 hari. Tumbuhan ini dapat menyebar dengan cepat secara vegetatif dalam suatu badan air maupun antar badan air melalui terbawa oleh hewan, peralatan, kapal atau kendaraan yang terkontaminasi.

Doc. D' niar Arf Jbr
Doc. D' niar Arf Jbr
Salvinia molesta bisa membentuk lapisan vegetasi padat yang mengurangi aliran air dan menurunkan kadar cahaya dan oksigen di dalam air. Lingkungan gelap yang stagnan ini berdampak negatif pada keanekaragaman hayati dan kelimpahan spesies air tawar, termasuk ikan dan tanaman air yang mudah tenggelam. Invasi Salvinia molesta dapat mengubah ekosistem lahan basah dan menyebabkan hilangnya habitat lahan basah. 

Salvinia molesta lebih memilih daerah beriklim tropis, sub tropis atau daerah beriklim hangat di dunia dan tumbuh paling baik di badan air yang tenang atau bergerak lambat termasuk selokan, kolam, danau, sungai dan kanal yang lamban. Pada air tenang tersebut salvinia membentuk lapisan mengambang yang stabil. Invasi Salvinia juga menimbulkan ancaman serius terhadap kegiatan sosial ekonomi yang bergantung pada badan air yang terbuka, mengalir dan atau bermutu tinggi, termasuk pembangkit listrik tenaga air, transportasi nelayan dan kapal. Ancaman serius ini menempatkan Salvinia molestasebagai salah satu dari 100 Jenis Asing Invasif terburuk versi Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2013.

Dari penjelasan di atas, maka kondisi yang di alami oleh Ranu Pane jelas sangat merugikan semua kalangan baik kepada kelestarian lingkungan serta penduduk yang bermukim disekitaran Ranu Pane. Tak heran, banyak yang prihatin dengan kondisi Ranu Pane saat ini hingga mengadakan acara Relawan Peduli Ranu Pane.

Beberapa foto yang di unggah di grub LumajangSatu, memang menyuguhkan pandangan yang sangat miris. Ranu yang menjadi pakuan utama sebelum berangkat ke medan pendaki Maha Meru hampir rata dengan tanah karena sedimentasi yang disebabkan oleh tumbuhan Salvinia. Kondisi debit air yang sudah mulai berkurang memancing netizen untuk menanyakan kebenaran dari pada foto yang di ungga oleh akun D'niar Arf Jbr. Sontak saja akun yang bernama D'niar Arf Jbr mejelaskan komentar warga dan mengajak para komentar agar meluangkan waktu untuk menyelamatkan Ranu Pane.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun