Lembah Pasir (lereng bromo)
Oleh : Rizki Subbeh
Senja itu muncul di atasnya
dan langit mulai menguning membentuk garis
membentang indah
Aku bersandar di sebatang pohon
melihat ke elokan tubuhmu
Dingin menyatu dalam kabut menyelimutimu,
terpesona daku
Lembah pasir,
Keabadian melukis di raut wajahmu
dikala matahari terbit dan tenggelam
Keindahan menerawang
tatkala orang-orang jauh sibuk dengan bangku politisi,
kau masih berdiri teriringi angin
Lukislah aku
yang tengah menikmati kabut tebal
disamping angin berhembus,
meski kawah sewaktu-waktu akan memisahkan kita
Kau masih menjadi yang pertama
Lembah pasir,
Sejuk itu telah memberikan kekuatan
di tanah-tanah berlapis dingin tebal
Sayur-sayur tersenyum meringis
ketika kabutmu turun mengarungi ladang
Edelweis-edelweis
menyebarkan keabadian lereng gunung
Terpancar sinar-sinar surga
suci terhindar dari dosa
Lembah pasir,
Aku datang kedalam jurang-jurangmu,
kala itu awan masih menyelimuti pucuk kawah
Sembari menunggu senja,
aku menikmati tubuhmu
dengan udara yang berbisik lirih
sedangkan hawa sudah menusuk tulang rusuk tubuh
Bawalah daku
kedalam kedamaian lembahmu,
sejukan daku dengan angin,
    kabut dan sebintik air terjatuh dari kalbumu
Agar aku bisa menyatu denganmu
                        Hidup indah
                        disaat senja
                        alam terpesona
                        menebarkan aroma
                        jauh disana
                        damai terasa
                        Terjauh dari dosa kota
 (16:00) Sabtu, 30 november 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H