Mohon tunggu...
wulandari ns
wulandari ns Mohon Tunggu... -

pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Negatif Sikap Keras Orangtua Terhadap Anak

28 April 2014   20:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 4278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh : Wulandari

Masa remaja merupakan masa yang sulit dimana terjadi pertumbuhan fisik dan pemikiran yang pesat dalam ukuran dan bentuk, serta perbedaan antara laki-laki dan perempuan mulai terlihat, sehingga masa remaja sering disebut masa kritis bagi kehidupan seseorang. Terdapat banyak usia mengenai batasan usia remaja, tetapi pada umumnya bevariasi antara 3 kategori,yaitu : remaja awal (ABG) usia 10–14 tahun,remaja madya usia antara 15–17 tahun,dan remaja akhir usia antara 18–21 tahun. Penyesuaian remaja terhadap situasi baru dapat menimbulkan masalah akibat masa transisi dari anak–anak menuju kedewasaan yang berlangsung begitu cepat seiring dengan perubahan–perubahan yang terjadi pada remaja. Dalam masa ini ada beberapa masalah yang sering terjadi dengan masa remaja contohnya kesulitan dalam hubungannya dengan orang tua,apa lagi dengan orang tua yang mempunyai sikap overprotektif terhadap anaknya sehingga menimbulkan banyak masalah terhadap anaknya, masalah kesulitan dalam hubungannya dengan orang tua merupakan masalah yang paling sering ditemui dan kerap kali yang menjadi inti yang mendasari munculnya masalah lain, gejala kesulitan hubungan orang tua dengan anaknya yang cenderung orang tuanya bersikap keras terhadap anaknya di sebabkan kurang komunikasi antara anak dan orang tua sehingga menyebabkan kesulitan untuk mengerti dan memahami apa yang di inginkan anak dan orang tuanya. Jika orangtua terlalu keras terhadap anaknya,di takutkan anaknya menjadi terkekang oleh tindakan orangtuannya tersebut,jika anak sudah terkekang maka akan berdampak negatif bagi anaknya,mengapa bisa demikian?karena jika anak merasa dirinya sedang berada dirumah dan selalu dalam pengawasan orangtuanya, ditakutkan jika suatu saat anaknya berada diluar lingkungan rumah atau keluarganya akan merasa bebas tanpa tekanan dari orangtuanya dan berdampak negatif bagi dirinya,karena si anak akan merasa bahwa hidup jauh dari orangtua akan membuatnya merasa bebas dan senang karena tidak akan ada lagi orang yang melarang dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang diinginkan dirinya tersebut,si anak akan semena–mena dengan apa yang ia lakukan tanpa memikirkan hal yang akan berdampak pada dirinya.

Anak yang selalu di kekang oleh orangtua nya kebanyakan jika sudah dewasa dan berada jauh dari lingkungan keluarga khususnya orangtuanya, si anak akan menjadi anak yang nakal,bahkan kenakalannya tersebut akan melebihi anak yang nakal sewajarnya yang tanpa kekangan dari orangtuanya,hal ini dapat dilihat bahwa rasa sikap keras orangtua terhadap anak sangat tidak baik untuk tumbuh kembang anaknya,karena jika si anak mendapatkan kebebasan maka tidak menutup kemungkinan bahwa si anak akan menjadi anak nakal,jadi sebaiknya sikap keras yang berlebihan kepada si anak jangan terlalu karena tidak baik untuk perkembangan dan daya pikir si anak. Rasa sayang yang berlebihan terhadap anak memang tidak menjadi masalah tetapi yang menjadi masalah di sini rasa sayang yang amat sangat berlebihan yeng menyebabkan si anak tidak dapat menyalurkan bakat dan minat di bidang apapun karena kekangan dari orang tua yang berlebihan,yang takut terjadi apa–apa terus terhadap anaknya,sehingga anaknya lebih memilih tetap diam di rumah daripada harus berdebat dulu dengan orangtuanya yang mempermasalahkan tentang pergaulannya di luar sana,sebetulnya kalau saja orangtua dan anak sama–sama mengerti apa yang mereka inginkan dan yang tidak diinginkan orangtua tidak akan bersikap seperti itu,mungkin saja antara anak dan orangtua sama–sama mengikuti aturan–aturan yang mereka punya masing-masing,memang tidak banyak dari orangtua dan anak yang mempunyai komunikasi yang dekat karena dari berbagai alasan,di sini antara orangtua dan anak sama–sama punya sifat yang egois keinginan mereka masing–masing harus dapat dipenuhi oleh orang yang mereka inginkan,kalau saja diantara anak dan orangtua ada yang mau mengalah demi tidak terjadinya kesalahpahaman di anatara mereka mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun