Mohon tunggu...
Juwita W. Ratnawati
Juwita W. Ratnawati Mohon Tunggu... -

..so Simple ogg... heheh...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berawal dari Sebuah Coretan Bermakna

3 Juni 2011   15:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menulis itu Asoy ,,!

Kalau mau menulis, segera bersihkan pikiran-pikiran yang selama ini mengotori pikiran, karena selama ini banyak pelajaran yang justru membuat orang sulit menulis. ‘’Kalau mau menulis, harus segera bersihkan ‘’berhala-berhala’’ yang selama ini menghantui pikiran Anda,’’ kata Ersis Warmansyah Abbas dalam dialog di kantor Malang Post kemarin.  ‘’Saya datang ke sini untuk mencuci otak Anda, bahwa selama ini banyak teori, tapi tidak ada action menulis.’’

Pria asal Banjarbaru yang akrab dipanggil EWA itu mengatakan, selama ini para guru sering memberikan ajaran yang membuat para siswanya justru takut menulis. Banyak teori yang disampaikan para guru maupun para dosen yang justru membuat anak didik kesulitan, karena banyak teori yang memberatkan. Lebih parah lagi, para guru dan dosennya belum pernah menulis sama sekali. Seorang dosen mengoreksi puisi yang dibuat mahasiswanya dengan berbagai teori. ‘’Padahal dosennya sendiri tidak pernah menulis puisi, bagaimana dia bisa mengoreksi tulisan orang lain,’’ terangnya

.

EWA juga melontarkan kritik terhadap terhadap aktivitas pelatihan menulis yang dianggapnya hanya berisi ceramah. Makanya, kalau ada pelatihan penulisan pematerinya harus ditanya, sudah pernah menulis atau belum. Bagaimana pemateri bisa mengajarkan menulis kalau dia sendiri tidak pernah menulis.’’

Dia memberi motivasi kepada peserta, bahwa menulis adalah urusan penulis sendiri, tidak usah peduli dengan orang lain. Bersihkan diri dari belenggu yang menganggap menulis itu sulit. Seorang penulis, kata dia, adalah seorang pemberani yang berani menampilkan kemampuannya sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. ‘’Menulis hanya bisa dilakukan oleh orang yang berani dan bertanggung jawab. Apa yang ditulis ada buktinya. Kalau dia tidak berani, akan sulit karena takut ketahuan salahnya,’’ tambahnya.

Motivasi lain yang disampaikan Ersis adalah bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan sehingga timbul keyakinan bisa menulis. Tidak perlu berfikir apakah tulisannya salah atau tidak  yang penting ditulis dulu baru akan ketahuan yang mana yang salah. Jangan malu tulisannnya salah dan jangan malu tulisannya jelek.

Dia tidak menampik kalau ada calon penulis yang berangan-angan menjadi penulis hebat, tapi semuanya itu bisa dicapai setelah melalui proses, tidak mungkin bisa jadi bagus seketika.

‘’Ada yang berangan-angan ingin menjadi Dahlan Iskan, tulisannya bagus dan enak dibaca. Ya, tidak bisa, wong Anda baru akan menulis, sedangkan Dahlan Iskan sudah bertahun-tahun menulis,’’ terang pria yang sudah menulis puluhan buku itu. hehehheh,,,, hub@hub@ ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun